Pedagang Mulai Merugi
RBO >>> BENGKULU >>> Setelah mulai dilakukan Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis Mikro di Kota Bengkulu, membuat pedagang daging mulai merugi. Ini dikarenakan minat masyarakat yang datang ke pasar mulai rendah. Terlebih lagi, tidak ada kegiatan keramaian seperti acara akikah, pesta pernikahan dan sebagainya, sehingga stok daging kini cukup banyak. Bahkan berlebih.
Salah seorang pedagang daging di Pasar Minggu, Mahyudi mengatakan, sudah beberapa hari terakhir ini setelah diberlakukan PPKM, penjual daging sapi mulai sepi dari pembeli. Apalagi, PPKM masih berlaku sampai tanggal 20 Juli 2021 mendatang. "Ya, harga daging sapi kini masih normal. Tidak ada kenaikan, dari harga Rp 125.000 sampai Rp 130.000 ribu perkilonya. Sepi pembeli ini, bisa jadi karena pemerintah menerapkan PPKM. Jadi, masyarakat yang datang ke pasar sudah mulai sepi. Belum lagi, baca dimedia, kasus Covid-19 melonjak tajam. Jadi, tambah takut mau ke pasar," kata Mahyudi kepada radarbengkuluonline.com, Selasa (13/7).
Selain dampak sepi masyarakat yang datang ke pasar, juga dikarenakan banyak pembeli yang datang membeli daging sapi adalah kalangan pemilik usaha warung makan, punya acara hajatan seperti pesta pernikahan, catering makanan. Namun karena pemberlakuan PPKM, pemilik usaha rumah makan harus mengurangi jam operasional. Sehingga, berdampak dengan stok bahan dagangan yang dibeli salah satunya daging juga harus dikurangi. Belum lagi, tidak diizinkan acara yang menimbulkan keramaian. " Penurunannya sampai 50 persen. Kalau sebelum pandemi kami bisa menjual hingga 80 kilogram daging perhari. Sekarang ditambah lagi PPKM, yang terjual maksimalnya 30 hingga 35 kilo perhari," ungkapnya sambil menghela nafas panjang.
Sementara itu, salah seorang pedagang daging ayam di Pasar Minggu, Nirwana mengatakan, turunnya minat pembeli ini, banyak pemilik rumah makan yang mengurangi pembelian daging ayam, dikarenakan PPKM Mikro usaha rumah makan sebagian memilih tutup. Serta banyaknya pesanan daging pesta pernikahan yang dibatalkan.
"Kalau dibilang berpengaruh penerapan PPKM ini, tentunya sangat berpengaruh. Lihat saja sekarang, pembeli cukup sepi. Biasanya pelangganan setia rumah makan datang kesini membeli ayam jumlah yang banyak, ada juga catering makanan yang bekerjasama dengan kami untuk stok ayam, kini juga tidak ada lagi, karena pesta pernikahan tidak diperbolehkan. Padahal harga ayam penurunan sekitar 30 persen. Sebelumnya pedagang menjual dengan harga Rp 40.000 ribu perkilogram. Saat ini dijual dengan harga Rp 28.000 ribu sampai Rp 30.000 ribu perkilonya." (ach)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: