Festival Besurek Hidupkan Lagi Tari Persembahan Kota Bengkulu

Festival Besurek Hidupkan Lagi Tari Persembahan Kota Bengkulu

RBO >>>  BENGKULU >>>  Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Bengkulu, Hj. Martina Nengsih, M.Pd mengatakan, terkait rangkaian kegiatan Festival Besurek ada hal yang paling penting dan menarik untuk  Kota Bengkulu.  Yaitu, menghidupkan lagi tari persembahan di Kota Bengkulu atau biasanya dikenal dengan tari sekapur sirih. Menariknya lagi, gelar tari persembahan ini diikuti oleh para pelajar dari jenjang SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan komunitas seni tari.

Diungkapkan Martina, para pelajar atau komunitas tari, sangat antusias dalam mengikuti gelar tari tersebut. Ini terbukti, jumlah peserta yang ikut dibatasi, dan penerapan prokes sangat ketat dilakukan pihak panitia Festival Besurek. Jadi, para peserta yang tampil, setelah tampil langsung pulang, tanpa membawa suporter, hanya didampingi dewan guru pedamping saja. "Alhamduillah, pelaksanaan gelar tari berjalan dengan lancar. Tidak ada kendala apapun. Gelar tari ini, akan dinilai oleh lima orang dewan juri," ujar Martina kepada radarbengkuluonline.com Kamis (26/8).

Martina juga menjelaskan, pihaknya ingin mewujudkan cita-cita dari para seniman ada tari khusus (tari persembahan), dan berusaha semaksimal mungkin untuk merumuskan, melalui para seniman senior yang sudah tahu ciri khas Kota Bengkulu untuk tari sambut itu seperti apa. Selain itu, pihaknya masih butuh sosialisasi secara luas.

Rencana kedepan dari Bidang Kebudayaan membuat pembakuan apa yang sudah dirancang untuk tari persembahan kota, untuk disosialisasikan secara terbatas. Ini mengingat masih dilanda pandemic. Tim pembakuan inilah akan merumuskan untuk membentuk dokumen buku. Buku tersebut akan dijadikan Peraturan Walikota (Perwal). "Jadi, tidak ada lagi yang merubah bentuk gerak, pakaian, musik dan sebagainya sudah ditetapkan, bahwa inilah tari sambut untuk Kota Bengkulu yang diberi nama, tari sekapur sirih," jelasnya.

Untuk pembahasan Perwal, lanjutnya, akan dibahas pada tahun 2022 mendatang. Maka dari itu, pihaknya meminta dukungan dari para seniman dan masyarakat, dalam mengalokasikan dana untuk pembakuan tari sekapur sirih melalui penetapan Perwal nantinya."Itu butuh proses sampai ke perumusan Perwal, dan juga butuh workshop terlebih dahulu, butuh juga perumusan ulang. Jadi, segala yang terkait dengan ketetapan itu, semuanya sepakat inilah langkah yang diambil."

Sementara itu, juri Gelar Tari Persembahan Kota Bengkulu, Agustina, S.Sn mengatakan, untuk kriteria penilaian itu berdasarkan dari Juknis yang sudah disebarkan ke para peserta, materi yang dibawakan tari sekapur sirih tanpa mengalami perubahan ataupun kreasi gerak tari. Jadi, berpedoman pada video telah ditonton oleh para peserta. Terkait busana yang digunakan, kata Agustina, sesuai dengan tradisi yang sudah ditentukan oleh Ketua Adat Kota Bengkulu, mulai dari aksesoris, maupun properti dan lain-lain. Sedangkan untuk gerak tarinya, berdasarkan revisi gerak tari sekapur sirih yang lama, yang sudah diperbaharui, direvisi ulang, namun materinya tetap di sekapur sirih yang lama.

"Ini baru tahap pertama untuk mensosialisasikan, memperkenalkan kembali tari sekapur sirih ini. Jadi, kami menilai lebih kepada gerak tarinya. Bukan berarti tidak menilai kostum. Kostum tetap, tapi mengacu pada warna Bengkulu, merah, kuning, hijau dan biru. Diluar dari warna itu tidak boleh," ujar Agustina.

Dijelaskannya, untuk teknis penampilan, dibagi menjadi dua sesi. Sesi pagi dan siang, mengingat masih ditengah pandemic. Sesi pagi khusus untuk sekolah dari jenjang SMP/MTs, SMA/SMK/MA di Kota. Untuk sesi siang, komunitas sanggar tari. Peserta yang ikut gelar tari ada 26 tim. Sekolah 12 tim, sanggar/komunitas 14 tim. Soal penilaian, dewan juri mengambil tiga kategori penyaji terbaik, penampil terbaik dan favorit."Lima dewan juri yang menilai peserta, Ketua BMA Kota, Ismartono tim perumus tari sekapur sirih Kota, Sebut Eriyanto, penata musik, Evi Fitriani penata tari dan, saya sendiri Agustina penata tari," jelasnya.

Sebenarnya, lanjutnya, antusias masyarakat yang ingin ikut gelar tari ini sangat tinggi. Sebab, kalau panitia tidak menutup pendaftaran dua hari sebelum pelaksanaan dimulai, kemungkinan peserta melebih dari 26 tim sekarang ini. Karena, mengingat pandemic, dan kegiatan gelar tari digelar dari pukul 08.00 sampai 17.00 WIB. Untuk diketahui, tari persembahan Kota ditambahkan unsur-unsur alat musik tradisional Kota, redap, gedang panjang, alat musik melodi berupa serunai, akordeon dan biola. Gerak tarinya, ditambah gerakan yang diambil dari sarafal anam. (ach)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: