Anggaran Minim, Pembangunan Jembatan Suro Bali Mangkrak

Anggaran Minim, Pembangunan Jembatan Suro Bali Mangkrak

radarbengkuluonline.com,KEPAHIANG - Jembatan yang merupakan akses utama keluar masuk Desa Suro Bali tersebut mulai dibangun sejak tahun 2021 lalu oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu. Pemmbangunan itu menelan anggaran sekitar Rp 1,6 miliar untuk pembangunan dasar. Kelanjutan pembangunan jembatan tersebut tahun 2022 ini terhenti atau mangkrak dikarenakan anggaran minim.

Anggota Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu, Edwar Samsi, S.IP, MM saat dikonfirmasi RADAR BENGKULU menyampaikan, untuk kelanjutan pembanguna jembatan Desa Suro Bali tahun 2022 dipastikan belum jelas kelanjutan. Ini dikarenakan anggaran tidak memungkinkan. "Kita sudah meminta kepada Dinas PUPR Provinsi Bengkulu untuk mengusulkan jembatan ini melalui dana APBN itu sudah disampaikan. Harapan kita ditahun 2023 nanti bisa dilanjutkan pembangunannya," harapnya.

Sementara itu, perlu diketahui bersama, pembangunan jembatan Desa Suro Bali tahap pertama tahun 2021 kemarin telah menelan sekitar Rp 1,6 miliar. Beberapa waktu yang lalu ada laporan dari masyarakat bahwa bangunan jembatan tersebut sudah mengalami kerusakan. Seperti, terdapat ada beberapa keretakan.

"Kita minta keretakan itu agar diperbaiki dan bukan asal nempel saja. Jika salah konstruksi kita minta bangunan tersebut dibongkar kembali. Jadi, jangan enak-enak aja kontraktor seperti itu. Jika mereka tidak bisa memperbaiki dan tidak sesuai dengan rap, kita minta kepada aparat penegak hukum, dalam hal ini Inspektorat untuk menindaklanjuti permasalah tersebut," ujar salah seorang warga setempat yang enggan dituliskan namanya.

Kepala Desa Suro Bali, Ketut Dana Putra, juga berharap kepada pemerintah atas perhatiannya terhadap pembangunan jembatan tersebut agar secepatnya diselesaikan. Kades menceritakan, jembatan tersebut merupakan akses utama keluar masuk ke desanya. Menurutnya, jika jembatan itu rusak (putus, red), maka Desa Suro Bali akan terisolir. Karena jembatan tersebut sudah mengalami kerusakan disebabkan usia sudah tua terpaksa memperbaiki jembatan tersebut secara swadaya bersama-sama masyarakat, tapi hasilnya tidak maksimal dan tidak bertahan lama.

“Mewakili masyarakat Suro Bali, saya minta kepada Pemerintah Kabupaten Kepahiang, Pemerintah Provinsi Bengkulu, dan DPRD Provinsi, pak Edwar Samsi yang telah memperjuangkan untuk pembangunan jembatan kami ini, agar dilanjutkan kembali pembangunan jembatan yang baru tersebut."(crv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: