Eliminasi Malaria 2023, Dinkes Benteng Gelar Kegiatan MBS

Eliminasi Malaria 2023, Dinkes   Benteng Gelar Kegiatan MBS

Eliminasi Malaria 2023, Dinkes Benteng Gelar MBS-Agus-

 

BENTENG, RADARBENGKULU.DISWAY.ID - Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) pernah mencatat ada sekitar 68 kasus malaria dalam setahun. Namun mulai tahun 2019, jumlah kasus malaria turun menjadi 9 kasus lokal (indigeneous). Pada 2020 - 2021 tercatat 0 kasus lokal dan kasus impor.

BACA JUGA:Bidan Desa Gembung Raya Berpulang Pasca Persalinan di Rumah Sakit

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Tengah, Ns. Gusti Miniarti, S.Kep.,MH mengatakan, sejak dicanangkannya program Eliminasi Malaria pihaknya belum berhasil mendapatkan Sertifikat Bebas Malaria di wilayah Benteng.

BACA JUGA:Ini Dia Data dan Fakta Unik Nama-Nama Kelurahan di Kota Bengkulu (21)

"Dalam 2 tahun terakhir alhamdulillah kasus malaria, baik lokal maupun impor tercatat 0 kasus. Mudah-mudahan kita bisa memperoleh Sertifikat Eliminasi Malaria pada tahun 2023," jelasnya kepada RADARBENGKULU.DISWAY.ID kemarin.

BACA JUGA:Sandiaga Uno: Wisata Sejarah Bengkulu Pantas Dapat Perhatian

Diterangkan, berbagai upaya telah dilakukan oleh Dinkes Bengkulu Tengah melalui Bidang P2P. Yaitu Strategi eliminasi dilakukan pada daerah endemis rendah. Kegiatan berupa penemuan dini pengobatan tepat, penguatan surveilans migrasi, surveilans daerah yang rawan perindukan vektor (reseptif) dan penemuan kasus aktif (Mass Blood Survey).

"Kegiatan penemuan kasus aktif dilakukan di wilayah yang merupakan Kantong Malaria Dusun 3 desa Trans Talang Donok wilayah kerja Puskesmas Sekayun, Kecamatan Bang Haji, Kabupaten Bengkulu Tengah mulai dari tanggal 1 - 4 Agustus 2022 dengan jumlah sasaran 72 KK/223 jiwa," jelasnya.

 

Dibagian lain, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Bengkulu Tengah Yoki Hermansyah, SKM.,MPH melalui Kasi P2PM Iwan Achmadi, S.Kep mengatakan, kegiatan MBS (Mass Blood Survey) ini dilaksanakan agar dapat menemukan penderita secara dini dan memberika pengobatan secepat mungkin, juga sebagai alat bantu untuk menentukan musim penularan dan kewaspadaan dini terhadap terjadinya kejadian luar biasa malaria (KLB).

"Di samping kegiatan MBS kami juga membagikan Kelambu yang berinsektisida sebagai upaya pencegahan untuk melindungi masyarakat dari gigitan nyamuk Anopeles," kata Iwan.

Ia menjelaskan, kegiatan MBS dan pembagian kelambu berinsektisida ini merupakan langkah strategi yang dilakukan Dinkes Bengkulu Tengah untuk mempertahankan agar tidak terjadinya kasus malaria, baik lokal maupun impor sampai dengan akhir tahun ini agar di tahun 2023 Dinkes bisa mengajukan Eliminasi Malaria kepada Kementerian Kesehatan RI.

 

"Dalam upaya mencapai eliminasi malaria tahun 2030, salah satu strategi yang dilakukan pemerintah pusat adalah mendorong komitmen pemerintah daerah. Terutama pada daerah endemis tinggi, dalam hal pengendalian malaria dan juga dukungan aktif dari segenap pemangku kepentingan dan masyarakat lokal sendiri untuk turut berkontribusi secara signifikan dalam pencegahan malaria dan mempertahankan status bebas malaria bagi daerah-daerah yang sudah mencapai status eliminasi malaria," pungkasnya. (ags) 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: