Erna Sari Dewi Sarankan Rombak Manajemen RSMY

Erna Sari Dewi Sarankan Rombak Manajemen RSMY

Erna Sari Dewi-DOK/RBO-

 

BENGKULU, RADARBENGKULU.DISWAY.ID - Pasca melakukan inspeksi mendadak Minggu lalu. Wakil Ketua III DPRD Provinsi Bengkulu, Hj. Erna Sari Dewi SE atau biasa disapa ESD oleh konstituennya masih terlihat kesal dengan keberadaan pelayanan maupun fasilitas sarana dan prasarana Rumah Sakit M Yunus (RSMY) yang notabene merupakan rumah sakit type B dan rujukan utama di Provinsi Bengkulu.

"Saat sidak kami melihat dan mengecek langsung beberapa peralatan RSMY, terutama diruang radiologi dimana ada alat radiologi yang izinnya sudah expayer, atau habis masa berlakunya. Untuk izin alat radiologi ini maka dapat dilakukan perpanjangan izinnya itu di Badan Pengawas Tekhnologi Nuklir (Bapenten). Ada dua pintu ruangan yaitu ruangan mamografi dan citi scan yang terdapat kebocoran besar. Sementara alat citi scan itu sudah expayer, juga ada eswl serta mamografi. Diruang mamografi itu dindingnya tidak ada anti radiasinya, tidak ada timbalnya.''

Dengan demikian, lanjutnya,  kondisi ini dapat membahayakan tenaga kesehatan serta pasiennya. Ini perlu perhatian khusus. Ada apa sih sebenarnya dengan pengadaan sarana dan prasarana RSMY? Kemudian kenapa juga ada alat radiologi yang baru satu tahun buatan italry tapi tidak bisa dipakai lagi, juga ada alat rontgen gigi tidak dipakai.

''Ini ada apa sih? Apakah tidak sesuai prosedur saat pengadaannya dulu? Lalu untuk anggaran pemeliharaan RSMY di APBD itu sebesar Rp 3,3 Miliar . Namun faktanya sebagai RS rujukan utama tapi masih sangat belum memberikan layanan kesehatan yang memuaskan masyarakat," ungkap ESD saat diwawancarai diruang Waka III DPRD Provinsi, siang Rabu (2/11).

Kemudian, lanjut politisi cantik Partai NasDem yang digadang-gadang bakal maju menjadi Caleg DPR RI Partai NasDem Bengkulu itu, dengan anggaran Rp 3,3 M semestinya  dana tersebut bisa digunakan untuk meningkatkan layanan yang ada di RSMY.

"Banyak sekali laporan, keluhan masyarakat yang masuk kepada kita bahwa layanan publik maupun layanan kesehatan RSMY parah, bobrok. Masa dengan anggaran pemeliharaan Rp 3,3 M. Lalu di APBD Perubahan ini mereka mau kembali lagi pengadaan alat yang baru, maka ini mubazir. Alat yang lama mau dikemanakan? Artinya kemana anggaran pemeliharaan itu?, Lalu pelayanan publiknya untuk sebuah BLUD berdasarkan PP 47 tahun 2021 tentang penyelenggaraan rumah sakit. Maka RSUD harus memberikan pelayanan prima. ''

BACA JUGA:Provinsi Bengkulu Masih Memiliki Utang

Kemudian yang kedua, komponen sebuah RS yang baik adalah SDM. SDM terkait manajemen, manajemen RSMY tidak konsisten. Kenapa? Karena tidak sesuai Permenkes.

''Sebuah RS rujukan manajemennya gak bagus. Kemudian kita ada alat MRI, tapi alat MRI nya tidak bisa digunakan ini ada apa? Dalam beberapa hari ini saya cek dan ada beberapa pasien yang ditolak saat mau melakukan MRI. Sehingga pasien itu pindah ke RS swasta, masa RS type B menolak pasien MRI? Kemudian ketersediaan obat tidak terjamin, obatnya banyak gak ada. Makanya saya bilang bobrok RSMY ini," tegas ESD.

BACA JUGA:Jumlah Penerbangan ke Bengkulu Minta Ditambah

Sebab itu, mantan Ketua DPRD Kota Bengkulu ini meminta pada pihak eksekutif untuk lakukan evaluasi menyeluruh serta dibenahi dirombak total. "RSMY harus dilakukan perubahan, dirombak secara menyeluruh. Sebagai RS rujukan utama didaerah maka layanan yang diberikan oleh RSMY semestinya prima," pungkas ESD.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: