Napak Tilas Perjuangan Mempertebal Rasa Jiwa Nasionalisme

Napak Tilas Perjuangan Mempertebal Rasa Jiwa Nasionalisme

Napak Tilas Perjuangan--

BENGKULU, RADARBENGKULU.DISWAY.ID - Ratusan peserta Kegiatan Kemah Bela Negara (KBN) melakukan kegiatan Napak Tilas ke sejumlah objek wisata bersejarah di Bengkulu. Napak tilas ini dilepas oleh Waka Kwarnas Komisi Bela Negara, Hasto Prastito di gedung Balai Raya Semarak, Minggu pagi (18/12).

Peserta berjalan kaki sesuai rute bersejarah di Kota Bengkulu. Lokasi pertama Benteng Marlborough. Benteng peninggalan Inggris ini menjadi titik pertama yang dikunjungi peserta. Peserta lalu melihat berbagai peninggalan yang dipajang di museum. Selanjutnya peserta berjalan menuju Mesjid Jamik Kota Bengkulu. Mesjid ini adalah karya presiden pertama Soekarno saat diasingkan di Bengkulu. Terakhir peserta berjalan menuju Rumah Ibu Fatmawati dan Rumah Pengasingan Bung Karno.  “Peserta dari beberapa kontingen ini berjalan sekitar 6 KM. Ke Benteng Marlborough, mesjid Jamik, lalu ke rumah Ibu Agung Fatmawati dan tempat pengasingan Bung Karno," kata Hasto.

Benteng ini didirikan oleh East India Company (EIC) tahun 1714-1719 dibawah pimpinan gubernur Joseph Callet sebagai benteng pertahanan Inggris.

Napak Tilas dilanjutkan ke Masjid Jamik Bengkulu yang merupakan hasil rancangan langsung Presiden Soekarno. Rombongan juga mengunjungi Rumah Ibu Negara Pertama Ibu Fatmawati, yang berlokasi di Jalan Fatmawati, Kelurahan Penurunan, Kecamatan Ratu Samban Bengkulu. Rumah ini berdiri di atas tanah 500 meter persegi.

Di dalam rumah ini, masih terdapat pakaian asli yang sering dipakai Fatmawati. Di sebelah pojok kanan ruang tamu terdapat mesin jahit bermerek Singer buatan tahun 1941 yang ia gunakan untuk menjahit Sang Saka Merah Putih.

"Tadi kami ke dalam melihat langsung benda-benda asli yang dulunya pernah dipergunakan oleh ibu Fatmawati, seperti mesin jahit, Bengkulu ini punya banyak sejarah salah satunya ibu Fatmawati ini lahir di sini, bendera pusaka Merah Putih juga dijahit di sini," kata Delian Ardi Putra peserta asal DKI Jakarta saat mengunjungi rumah Ibu Fatmawati.

Lokasi terakhir adalah Rumah Persinggahan Presiden Soekarno, berlokasi di Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Gading Cempaka, menjadi saksi bisu perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Presiden Soekarno menempati rumah tersebut dari tahun 1938 hingga tahun 1942. Rumah ini berjarak sekitar 1,6 km dari Benteng Marlborough. Selama pengasingannya, rumah tersebut dipergunakan untuk segala aktivitas baik politik, kesenian dan keorganisasian.

"Pertama kali melihat rumah bung Karno luar biasa ya, selama ini saya melihat sejarah hanya dari video atau dari pelajaran, tapi kali ini secara langsung gitu dan pertama kali, karena Kemah Bela Negara saya dapat kesempatan itu," terang Muhammad Daffa peserta dari Nusa Tenggara Barat. (AE2/ADV)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: