Khotbah Idul Fitri: Ketakwaan Melahirkan Sikap Solidaritas dan Kesalehan Sosial

 Khotbah Idul Fitri: Ketakwaan Melahirkan Sikap Solidaritas dan Kesalehan Sosial

Syukran Jayadi, S.Sos.I, M.Pd.I-Adam-

Oleh : Syukran Jayadi, S.Sos.I, M.Pd.I (Khatib adalah Penyuluh Agama Islam Fungsional Ahli Madya  dan Ketua POKJALUH Kota Bengkulu)

Dari : Halaman Polda BENGKULU 

 

 

 

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar Walillahilhamd.

Jamaah Salat Idul Fitri  Yang Berbahagia,

 

 

 

RADARBENGKULU.DISWAY.ID - Alhamdulillah, puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT, karena pada hari yang mulia ini, kita masih diberikan limpahan nikmat berupa keimanan dan kesehatan dan bisa merayakan Hari Raya Idul Fitri 1444 H dengan riang dan gembira.

Begitu juga dengan kesempatan yang telah Allah SWT berikan kepada kita untuk menjalankan semua rangkaian ibadah puasa Ramadan 1444 H dan mengisi bulan Ramadan dengan amal saleh terbaik.

Diantaranya qiyamur Ramadan, salat tarawih dan witir, membaca Al-Qur’an, bersedekah, melalukan i’tikaf di sepuluh hari terakhir dan diakhiri dengan pembayaran zakat fitrah untuk kesempurnaan ibadah puasa kita.

 

Shalawat beserta salam kita sampaikan kepada nabi besar Muhammad SAW. Semoga kita menjadi umat beliau yang selalu menjalankan sunnahnya dan mendapatkan syafa’atnya di yaumil akhir nanti. Amin ya Rabbal Alamin.

 

Adapun judul Khutbah Idul Fitri 1444 H/ 2023 M pada pagi ini adalah “Ketakwaan Melahirkan Sikap Solidaritas dan Kesalehan Sosial ”.

 

Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar Walillahilhamd.

Pada hari ini tanggal 1 Syawal 1444 H umat Islam di seluruh penjuru nusantara, terkhus di Provinsi Bengkulu yang kita cintai. Sejak tadi malam kita senantiasa mengumandangkan kalimat takbir, tahlil dan tahmid, membesarkan lafadz asma Allah, dengan riang gembira dan berbahagia karena telah berhasil menunaikan kewajiban ibadah di bulan Ramadan 1444 H/ 2023 M.

Bahkan sebagian dari saudara kita sejak hari Jumat 21 April 2023 telah terlebih dahulu merayakan Idul Fitri 1444 H. Mari kita hargai perbedaan sebagai rahmah. Bukan sebagai sember perpecaha. Janganlah ditonjolkan perbedaannya, tapi carilah kesamaannya. Mari berdamai dengan keragaman. Tentunya dengan memulai berdamai dengan diri sendiri untuk mewujudkan perdamaain dan keutuhan NKRI.

 

Jamaah Salat Idul Fitri Polda Bengkulu Yang Berbahagia,

Puasa Ramadan telah membakar jiwa amarah dalam diri, menghantam penyakit hati, membangkitkan self control dalam diri kita. Inilah yang harus diwujudkan dan diejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya disebelas bulan yang akan datang.

 

Sekarang Alhamdulillah bulan puasa yang penuh ujian, hari-hari yang penuh godaan, lapar dan dahaga telah kita lalui serta godaan syetan laknatullah telah mampu kita hadapi.

Maka hari ini adalah hari kemenangan yang hakiki yang telah dapat mengembalikan fitrahnya kita sebai seorang muslim dan menyandang gelar sebagai hamba yang muttaqin sesuai dengan tujuan dari ibadah puasa itu sendiri.

Sebagaimana Firman Allah SWT : Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”( QS. Al-Baqarah: 183)

 

Jamaah sekalian, mari kita ucapkan wada’an ya Ramadan, selamat tinggal bulan Ramadan 1444 H. Semoga kita masih diberikan kesempatan untuk hidup di muka  bumi yang fana ini. Jika tidak, maka berarti Ramadan yang telah kita akhiri  ini  merupakan Ramadhan terakhir sepanjang hayat kita. 

Pada hari kemenangan ini tak ada kata yang lebih indah, suci dan mulia yang patut kita ucapkan melaikan,  “Minal Aidin Wal Faa Izin.” Semoga kita semua termasuk  orang yang kembali”, dan semoga kita termasuk orang yang meraih kemenangan.”

 

Hari ini In shaa Allah kita kembali berada pada posisi fitrah, suci bersih tanpa dosa. Yang oleh Rasulullah diibaratkan “Kayaumi Waladathu Ummuhu” yaitu “laksana ia baru dilahirkan oleh ibunya” atau bagaikan kertas putih bersih tak bernoda. Karena, hari ini adalah Yaumul Faizin. Yaitu hari dimana kita meraih kemenangan atas berhasilnya kita mensucikan jiwa selama bulan Ramadhan 1444 H. 

 

Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar Walillahilhamd.

Hadirin Wal Hadirat Jamaah Salat Idul Fitri Bengkulu Rahimakumullah

Dalam kesempatan ini kita perlu mengingat kembali bahwa tujuan puasa adalah untuk meraih ketakwaan dengan dimensinya yang sangat luas.

Diantara dimensi ketakwaan tersebut adalah membangun solidaritas dan kesalehan sosial kepada setiap muslim dan kemanusian.

Ketika merasakan lapar dan haus saat berpuasa, hakikatnya hati kita sedang disentuh dengan kesadaran, bahwa masih banyak saudara-saudara kita sesama umat Islam yang juga selalu merasakan lapar dan dahaga. 

 

Menjelang hari raya Idul Fitri, terdapat ibadah penyempurna puasa, yaitu berupa zakat fitrah. Ibadah ini mempunyai pesan simbolik, jangan sampai ada satupun kaum muslimin yang kesulitan memenuhi hajat dasar kehidupannya di saat yang lain sedang merayakan hari kemenangan.

Zakat fitrah yang kita tunaikan di samping adanya makna solidaritas yang terkandung di dalamnya, juga berfungsi untuk membersihkan orang yang berpuasa dari keterlanjurannya beromong kosong dan berkata buruk saat berpuasa. 

Sementara mulut kita berpuasa tidak makan dan tidak minum, tetapi tanpa disadari kita sering khilaf tidak bisa menahan diri dari memakan bangkai  saudara kita sendiri, dengan cara memfitnah, mencaci, mengumpat atau mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas dan propokatif. Bahkan menebar kebencian dan fitnah atau berita bohong (hoax).

 Melalui didikan puasa yang baru saja kita lakukan mari kita rajut kebersamaan dan persaudaraam sebaimana firman Allah Swt. : Artinya: “Sesungguhnya, orang-orang beriman itu bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Q.S. Al-Hujurat: 10)

 

Lebih lanjut, Rasulullah Saw.. memberikan ilustrasi bentuk persaudaraan antara sesama muslim dalam sabdanya yang artinya : “Sesungguhnya seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan yang satu sama lain saling menguatkan.” Kemudian Rasulullah merekatkan antara jari-jarinya.” (Muttafaq Alaih)

 

Beliau juga bersabda dalam hadist lain, “Engkau melihat orang-orang mukmin dalam kasih sayang, kecintaan dan belas kasih diantara mereka seperti satu tubuh. Jika ada satu anggota tubuh sakit, maka sekujur tubuh tidak bisa tidur dan merasakan demam.” (HR. Al-Bukhari)

 

Hadirin Jamaah salat Idul Fitri rahimakumullah.

Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar Walillahilhamd.

Dengan puasa pun kita akan lebih mengerti betapa menderitanya orang-orang yang kurang mampu, yang hidup serba kekurangan, yang karenanya kita akan lebih santun dan lebih peduli terhadap anak yatim, fakir miskin dan kaum dhuafa di sekitar kita.

 Ditambah lagi dengan didikan zakat yang baru saja kita tunaikan, kita akan terbiasa menjadi orang-orang yang pandai bersyukur atas rezeki dari Allah, tidak kikir dan kufur ni’mat, serta akan menjadi orang yang memiliki kepedulian sosial yang tinggi. 

 

Selanjutnya yang harus kita lakukan untuk menyempurnakan ketaqwaan kita adalah dengan saling maaf-memaafkan.

Mari kita kunjungi orang tua, keluarga, jiran tetangga, sahabat dan handai tolan untuk meminta maaf dan memberi maaf. Saling maaf-memaafkan menjadi urgen karena ketika kita melakukan kesalahan terhadap sesama manusia, Allah akan mengampuninya jika kita sesama sudah saling maaf-memaafkan. 

Terutama kepada kedua orang tua, mari kita sambut kedua tangan ibu-bapak kita, seraya kita bersimpuh dihadapannya mohon maaf lahir dan bathin atas semua kesalahan  yang pernah kita lakukan selama ini terhadap mereka.

Jangan kita berbangga dan menyangka semua amalan Ramadan kita sudah diterima oleh Allah, jika kita belum minta maaf dan mendapatkan ridha dari kedua ibu-bapak kita. Karena ridha Allah tergantung kepada ridha kedua ibu-bapak kita.

Ingatlah sabda Rasulullah :“Ridha Allah tergantung ridhanya kedua ibu-bapak dan murka Allah tergantung kepada murkanya orang tua.” (HR.At-Tirmizi)

 

Apabila kondisi kita belum memungkikan untuk berseliturrahim secara langsung kepada kedua orang tua dan sanak famili, dikarenakan faktor pekerjaan yang benar-benar tidak bisa kita tinggalkan atau karena kondisi lain yang menyebabkan belum bisa mudik atau pulang kampung dan berkumpul bersama keluarga, maka banyak media komunikasi yang dapat kita gunakan untuk menghubungi keduanya. Seperti Video Coll, via telepon, via pesan WhatsApp dan lainnya. 

 

Begitu juga jika kedua orang tua kita atau salah satunya telah tiada, dan rasa rindu kepada kedunya begitu mendalam, maka sebagai wujud bakti sebagai anak yang saleh dan salehah adalah dengan kita bermohon ampunan dan rahmatnya Allah Swt untuk keduanya.

 

Begitu juga dengan suami atau pun istri, kita harus saling maaf memaafkan. Mari kita hilangkan rasa dendam diantara kita dan saling memaafkan atas kesalahan.

 Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur’an Surah An-Nur ayat 22 : Wal Ya’fuu wal Yash fahuu (Dan hendaklah mereka saling memaafkan dan berlapang dada) dan begitu juga dalam Surah Ali Imran ayat 134 yang merupakan ciri orang yang bertaqwa itu adalah: Wal ‘aafiina ‘aninnaas (Orang-orang yang memaafkan kesalahan orang lain). 

Rasulullah Saw. bersabda yang artinya : “Dari Al Barra` bin ‘Azib ra berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Tidaklah dua orang muslim yang bertemu kemudian saling berjabat tangan, kecuali dosa keduanya akan diampuni sebelum berpisah”. (HR. Tirmidz).

 

Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar Walillahilhamd.

Kaum Muslimin dan Muslimat jamaah Salat Idul Fitri  yang budiman.

Sungguh indah refleksi didikan puasa itu terhadap diri manusia, yang mengarahkan kita agar tampil sebagai sosok mukmin yang berkarakter dan mempunyai jati diri, sehingga kita menjadi insan yang berkualitas dan paripurna dengan tiga kecerdasan sekaligus.

Yaitu tampil sebagai pribadi yang memiliki kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial. Dalam arti kita ditarbiyah untuk memiliki keimanan yang kokoh, bermoral dan berbudi pekerti luhur serta memiliki kepekaan sosial yang tinggi.

Karena Allah SWT telah menjanjikan dalam Al-Qur’an surat Al-A’raaf ayat 96 : Artinya: ”Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,...”

 

Amalan yang telah kita biasakan di bulan Ramadan, hendaknya tetap dipertahankan selama bulan Syawal dan bulan-bulan berikutnya. Mulai dari tilawah Al-Qur’an, memakmurkan masjid dengan salat berjamaah dan Salat malam selama Ramadan, maka di bulan Syawal ini hendaknya kita tidak meninggalkan kebiasaan tersebut dengan tetap istiqomah melaksanakan salat tahajud dan witirnya. 

Budayakan gemar mengaji. Demikian juga dengan zikir, istighfar, bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw., senantiasa gemar berinfaq dan bershadaqah. Nilai-nilai solidaritas dan kesalehan sosial hendaknya tetap ada dalam bulan Syawwal dan semakin mengalami peningkatan, bukan justru semakin menipis lalu hilang dengan seketika tanpa bekas.

 

Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar Walillahilhamd.

Kaum muslimin dan muslimat  Rahimakumullah.

Akhirnya saya selaku khatib, mengucapkan selamat hari raya Idhul Fitri 1444 H,  Minal ‘Aidiin wal Faiizin, Mohon maaf lahir dan batin. Taqabbalallahu minna waminkum, siyamana wasiyamakum taqabbal yakarim. Semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Amin ya Rabal Alamin. 

Demikian khutbah yang dapat khatib sampaikan pada kesempatan ini. Semoga Allah senantiasa melimpahkan kekuatan, kesehatan dan keselamatan kepada kita dalam menjalani hidup dan kehidupan ini dan semoga kita diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk dapat bertemu dan beramal pada Ramadhan yang akan datang. Dan terakhir marilah Kita berdo’a Kepada Allah SWT : 

       

 Allahumma Ya Allah, terimalah semua amalan Ramadan kami di tahun ini. Dan terimalah Zakat, Infaq dan Shodhaqoh kami  dan berilah kami rizki yang halalan thoibah sehingga dengan rizki itu akan membawa kami kejalan yang Engkau ridhai, baik didunia maupun di akhirat. 

 

 Berikanlah kami kekuatan serta kemampuan untuk melangkah ke depan, menapaki jalan-Mu yang lurus, menjadi hamba-Mu yang berkualitas. Senantiasa menampilkan pribadi yang muttaqin yang membangkitkan semangat solidartias dan kesholehan sosial dalam diri dan kehidupan ini. 

 

 Allahhumma Ya Allah, Engkau tuhan yang maha pengampun. Ampunilah segala dosa kami, dosa kedua orang tua kami, dan kaum muslimin dan muslimat, baik yang masih hidup maupun yang telah mendahului kami. Dan kabulkanlah semua permohonan dan pinta kami. Alhamdulillahirabbil ‘alamin.

 

Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar Walillahilhamd.

 

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: