Harta dan Anak-Anak Adalah Amanah

Harta dan Anak-Anak Adalah Amanah

Ujang Mahadi-Adam-radarbengkulu.disway.id

Oleh : Ujang Mahadi

 

Dari :  Masjid Jami' Babussalam, Jalan P.Natadirja KM.8 Kelurahan Jalan Gedang Kecamatan Gading Cempaka

 

 

 

 

Kaum Muslimin Jemaah Jumat yang Mulia

RADARBENGKULU.DISWAY.ID - Tiada kata yang indah untuk diucapkan pada siang hari ini, selain rasa syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan yang masih memberi kita nikmat hidup sampai saat ini.

Semoga kita semua tergolong hamba-Nya yang pandai bersyukur. Shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Semoga kita istiqamah menjalankan sunnahnya dan mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti.

 

 

 

Sebagai khatib, saya mengajak diri pribadi dan jemaah semua untuk senantiasa menjaga iman dan memelihara nilai-nilai taqwa dalam kehidupan ini.  Judul Khutbah siang ini : Harta dan anak-anak adalah amanah.

 

 

 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Manusia dianugerahkan oleh sang pencipta “kecendrungan” menyukai dan memiliki Harta dan anak-anak

Firman Allah  yang artinya, “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, Harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”  (QS. Ali Imran: 14).

 

 

Harta dan anak-anak, keduanya merupakan amanah dari Allah SWT, yang akan dimintai pertanggung-jawabannya kelak di akhirat. Oleh karena itu, kedua amanah itu harus disyukuri dengan cara menjaga dan memeliharanya dengan baik. 

 

 

Harta itu bisa berupa emas, perak, kuda pilihan, hewan ternak, sawah ladang dan lain sebagainya yang kesemuanya itu diperlukan untuk memenuhi hajat hidup. Sejalan dengan perkembangan zaman, jenis Harta itu tentu berubah. Kini Harta itu bisa berupa mobil, gadget (ponsel, laptop), apartemen, saham, deposito, kapal pesiar, pesawat terbang dan sebagainya.

 

Dalam Islam, Harta adalah amanah yang Allah SWT titipkan, dan pada hari kiamat nanti Allah akan mintai pertanggungjawabannya. Berhati-hatilah kita dengan nikmat Harta, karena bisa jadi Harta yang kita miliki itu adalah ujian bahkan bisa menjadi musibah. Tidak sedikit orang yang hidupnya celaka ketika diberi amanah Harta. Allah SWT berfirman  yang artinya:

“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS: Al-Anfaal: 28).

“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. At-Taghabun 15).

Rasulullah SAW, bersabda  yang artinya, “Setiap umat memiliki fitnah (ujian dan cobaan), dan fitnah umatku adalah Harta.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban).

Diantara bentuk-bentuk fitnah dari Harta yang kita miliki adalah :

Pertama, Harta dapat menjadi sebab berpalingnya seseorang dari keimanan. Ini sebagaimana kisahnya Walid bin Mughirah yang menolak kebenaran.

Kedua, Harta dapat menjadikan seseorang sombong dan melampaui batas.

Ketiga, Harta dapat menyibukkan seseorang dari ketaatan dan dzikir kepada Allah. 

Keempat, Harta dijadikan tujuan utama dalam hidup.  

Kelima, tidak mengeluarkan hak-hak dari Harta tersebut.  Dalam Harta tersebut ada hak-hak Allah yang wajib ditunaikan dari zakat maupun sedekah.

Keenam, orang menjadi gila Harta, sehingga tidak memperhatikan cara dalam memperoleh Harta tersebut. Mereka tidak menyaring bagaimana mereka mendapatkan Harta. Apakah dari jalan yang halal atau haram. Ini berawal ketika Harta dijadikan ambisi utama dalam hidup. Rasulullah juga memperingatkan umatnya akan hal ini ;

“Akan datang suatu jaman pada manusia yang ketika itu seseorang tidak peduli lagi tentang Harta yang didapatnya apakah dari barang halal ataukah haram.” (HR. Bukhari)

Apabila kita memperoleh Harta dengan cara yang dibenarkan dan memanfaatkannya dengan cara yang benar pula, kemudian bersyukur kepada Allah atas karunia tersebut, maka tidak diragukan lagi bahwa dengan Harta itu kita menjadi terpuji dan baik bagi kita.

 

Jama’ah Jum’at Rahimakumullah.

Sebagai orang tua, kita harus memperhatikan dengan baik anak-anak kita. Terlebih saat mereka berada di luar rumah. Kemana mereka pergi dan siapa teman bergaul mereka. Anak adalah tanggung jawab orangtua, baik di dalam maupun di luar rumah. Anak adalah investasi masa depan, jangan sampai karena kesibukan, kita tidak perhatian terhadap buah hati kita. Yakinlah kita akan bahagia apabila anak-anak kita tumbuh dewasa dalam pendidikan yang baik, berakhlak, menghormati orangtua dan taat beribadah. Jika mereka rusak, terlibat narkoba,  perampokan dan [6] pembunuhan, maka kita juga yang akan rugi dan menyesal. 

Allah berfirman yang artinya:

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. An-Nisa’ 9).

Allah telah memberi peringatan kepada kita para orangtua, jangan sampai kita meninggal generasi yang lemah. Jangan sampai anak-anak kita saat ini dalam keadaan bodoh tanpa pengetahuan, buta teknologi, lemah agamanya, lemah imannya, dan jauh dari akhlakul karimah.

Jika demikian, maka yang akan menderita kerugian tidak saja anak-anak kita, tetapi kita semua sebagai orangtua.  Menagpa kita tinggalkan generasi [7] kita dalam keadaan lemah dan bodoh ? tentu oleh karena kita kurang memberi perhatian dan mengabaikan kewajiban, sebagai orangtua yang membawa amanat. Nabi kita memberi peringatan keras kepada para orangtua: sabda Beliau :

“Barang siapa yang meninggalkan anak dalam keadaan bodoh (tidak mengerti agama), niscaya dosa yang dilakoni anak oleh sebab bodohnya, dibebankan kepada orang tuanya.”

Semoga Allah SWT, memberi kita petunjuk dan kekuatan dalam menjalankan amanah. Aamiin.

Berkenaan dengan Harta, maka pertanyaannya ada dua. Pertama, “dari mana Harta itu didapatkan.” Apakah dari jalan yang halal dan baik, atau dari cara-cara yang haram, seperti riba, mencuri, menipu, suap-menyuap, judi, dan cara bathil lainnya. Jika mendapatkan Harta dari pekerjaan yang halal, maka akan selamat dari pertanyaan pertama.

Namun masih ada pertanyaan kedua. “Kemana Harta itu dibelanjakan”.  Apakah hartanya dibelanjakan untuk kebaikan dan menaati Allah atau untuk hal-hal yang maksiat. Jika hartanya dimanfaatkan untuk kebaikan, maka akan selamat dari pertanyaan kedua ini. Dalam sebuah hadits, Nabi bersabda:

“Kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sampai dia ditanya 4 hal: (diantaranya), tentang hartanya: dari mana Harta itu diperoleh dan untuk apa Harta itu dibelanjakan…” (HR. Turmudzi, Ad-Darimi, At-Thabranni dalam Al-Ausath, Al-Bazzar dsb).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: https://radarbengkulu.disway.id / harta dan anak-anak adalah amanah