Cerpen SWEET CAKE (KARYA LATIFA KHAIRUN NISA)
Reporter:
Fahmi|
Editor:
radarbengkulu|
Selasa 26-09-2023,15:48 WIB
Cerpen sweet cake karya Latifa Khairun nisa-Ist-
Cerpen: SWEET CAKE
Karya : Latifa Khairun Nisa
Siswa : SMAN 1 Bengkulu Selatan
RADARBENGKULU - Cerpen ini mengisahkan seorang gadis kecil berambut pendek itu sedang berkutik dengan alat-alat memasak di dapur, sehingga menyebabkan dapur tersebut kotor dan berantakan.
Dia adalah Zemi, cewek kecil yang memimpi- mimpikan bisa memasak kue yang enak. Namun setiap dia berusaha membuat kue beberapa kali, semua hasilnya gagal. Seperti sekarang. Entah mengapa kue yang dimasak gosong. Padahal menurutnya kue yang dia racik tadi sudah sempurna.
Tetapi kisah Zemi tidak sampai di sini saja. Dia masih tetap berusaha hingga dia menginjak umur 16 tahun dan seketika dia bertemu seorang cowok yang membuat dirinya berhasil membuat kue yang sempurna.
Matahari yang cerah mengusik tidur nyenyak gadis cantik itu. “Agh” ucap nya dengan suara
serek bangun tidur. Dengan berat Zemi berusaha membuka matanya dari kegelapan.
“ Kasur ini benar- benar membuatku malas,”keluhnya ketika masih rebahan di atas kasur kesayangannya.
“Zemi sayang, bangun yuk. Mami udah buatin kamu sarapan!”seru Maminya Zemi dari
arah dapur yang berada di lantai bawah.
Mendengarkan teriakan itu akhirnya Zemi turun dari atas kasurnya. Lalu menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka. Karena hari ini Zemi libur sekolah, akhirnya dia memutuskan untuk menunda ritual mandinya.
Sesampainya di meja makan Zemi menarik salah satu kursi. Lalu duduk dengan mata yang
masih sendu karena nyawanya belum terkumpul.
“Morning sayang!”ucap papi dan maminya yang membawa makanan dari dapur.
“Morning Mi, Pi!”balasnya lesu.
Setelah itu dia menggambil satu piring nasi goreng yang sudah tersedia di meja makan.
“Nanti kita masak kue yuk,”ajak Maminya kepada Zemi.
“Wah seru tuh, tapi Zemi takut nggak bakal enak kuenya nanti Mi,”keluhnya karena dia masih belum bisa memasak kue yang sempurna.
“Kamu pasti bisa!”ucap Maminya menyemangati Zemi.
“Tapi nanti Zemi mau pergi dulu ya Mi, Pi,”ucapnya.
Maminya yang mendegarkan itu langsung bertanya kemana anaknya ingin pergi.
“Mau kemana sayang?”tanya Maminya. Zemi menghela nafasnya.
“Pergi ke toko buku sebentar Mi, Pi”ujarnya.
Orang tuanya yang mendegarkan itu langsung mengizinkan Zemi untuk pergi ke toko buku. Dan yang pastinya saat di toko buku Zemi akan membeli berbagai macam buku resep kue yang kiranya akan ia pelajari di rumah dan akan mencoba membuatnya.
Sekitar pukul 14.00 siang Zemi pergi ke toko buku sendiri menggunakan mobilnya.Sebenarnya tadi Zemi disuruh pergi diantar sopir oleh papinya, namun karena hari ini dia ingin sendiri akhirnya dia meminta izin kepada papi dan maminya untuk pergi menggunakan mobilnya sendiri.
Tujuannya yang pertama bukanlah toko buku, melainkan ke sebuah jalan menuju desa. Zemi terpaksa berbohong agar orang tuanya mengizinkan dia untuk pergi.
Di sepanjang perjalanan Zemi sangat menikmati pemandangan di sekitar jalanan menuju desa itu. Sebenarnya ia ingin pergi ke rumah cowok yang ia temui di toko buku beberapa hari yang lalu.
flashback on:
Ketika pulang dari sekolah Zemi memutuskan untuk pergi ke toko buku untuk mencari buku resep kue agar dia bisa membuat kue yang tidak gagal dan tidak enak seperti yang terjadi ketika selalu mencoba memasak kue.
“Gue capek, kenapa harus gagal semua kue yang gue buat,kapan berhasi nya?..”lirihnya seperti ingin menyerah. Pengen nyerah, tapi gue belum berhasil bikin kue yang sempurna sendiri. Gue harus semangat!”ujarnya kepada dirinya di depan toko buku.
Namun ternyata di dekat jendela toko buku seorang cowok tersenyum tipis melihat Zemi bercerita dan kesal kepada dirinya sendiri.
“Lucu benget tuh cewek,” sahut nya spontan saat melihat Zemi menyemangati dirinya sendiri.
Selesai berkeluh kesah Zemi langsung masuk ke dalam toko buku dan berjalan ke arah rak- rak buku resep kue. Tangan Zemi dengan telaten memilih-milih buku resep makanan. Menghabiskan waktu sekitar 2 jam akhirnya Zemi membeli 10 buku resep kue dan dia benar-benar kaget saat melihat keranjang belanjaannya sudah penuh. Tetapi Zemi sangat bahagia ketika memilih buku-buku resep itu.
Beres membayar semua buku resep, Zemi memutuskan untuk duduk di tempat yang sudah tersedia di toko buku tersebut.
“Bisa kali ya buat kuenya. Masa gagal lagi..”lirihnya sambil melirik buku yang ia beli barusan.
Tidak berselang lama Zemi duduk disana, tiba-tiba seorang cowok yang seumuran dengannya menghampiri Zemi.
“Hai, boleh kenalan?”tanyanya seketika membuat Zemi menoleh.
”Oh hai, silahkan duduk,”balas Zemi dengan kaku.
Cowok itu langsung tertawa tipis.
”Gue Zach, dan tadi gue denger lo kecewa sama diri lo karena gagal terus waktu bikin kue ya?”ujar Zach yang memunculkan rasa kaget dan malu untuk Zemi.
“Lo denger?”timpal Zemi dengan mata membulat karena masih kaget.
Zach hanya menghembuskan nafasnya pelan. “Nggak sengaja, btw gue bisa ajarin lo masak
kue, mau nggak?”tawarnya kepada Zemi.
Cewek itu hanya tersenyum tipis. ”Gue Zemi. Boleh kalau lo nggak keberetan,”balas Zemi.
“Gue tunggu hari minggu ini di rumah gue. Nih alamat gue,” sahut Zach lalu memberikan secarik kertas kecil yang bertuliskan alamat rumahnya. Setelah memberikan kertas itu Zach izin untuk pulang karena hari sudah sore dan hal itu hanya diberikan anggukan kecil oleh Zemi.
flashback off.
Saat itu tidak tau mengapa Zemi diajak cowok itu untuk pergi ke rumahnya untuk memasak
kue bersama. Dan akhirnya hari ini Zemi benar -benar pergi kesana dengan harapan siapa tahu dia
bisa memasak kue yang sempurna seperti dia inginkan.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam, akhirnya Zemi sampai di rumah cowok itu. Saat
sampai disana dia sangat bahagia bisa ke desa tersebut. Karena desa yang ia kunjungi sekarang
sangat bersih, asri dan tenang. Bahkan warga-warganya juga sangat ramah-ramah. Zemi
berjalan ke arah pintu rumah cowok itu dan langsung mengetuk pintu.
“Assalamualaikum,”ucapnya sambil menggetuk pintu.
“Waalaikumsalam,”balas cowok tersebut menjawab dari dalam rumah.
“Hai Zemi, udah lama di sini?”ucap cowok itu sambil tersenyum tipis.
Zemi pun membalas senyuman cowok itu dengan sapaan,”Hai Zach, gue baru sampai kok. Awalnya gue kira lo nggak ada di rumah karena sepi banget,”jelas Zemi kepada Zach teman yang ia temu beberapa hari yang lalu tanpa sengaja.
“Rumah gue memang sepi, karena gue tinggal sama nyokap aja,”ujarnya menjelaskan.
Zemi hanya mendegarkan ucapan dari Zach.
”Gue boleh nanya nggak?”ucap Zemi.
Zach pun tertawa tipis.
”Nanya aja. Nggak papa kok. Emang kenapa?”balas Zach menimpali ucapan Zemi.
“Bokap lo kemana zach?”tanya Zemi agak sedikit gugup karena dia menanyakan hal tersebut.
Zach tersenyum tipis.
”Bokap gue di luar negeri kerja, dan karena itu gue sama nyokap tinggal di pedesaan biar nggak sepi,” jelas Zach.
Zemi hanya menganggukan kepalanya tanda paham.
”Nyokap lo ada di rumah?”tanya Zemi spontan kepada Zach.
”Nyokap gue lagi pergi untuk mengecek toko kue nyokap gue,”balas Zach dengan lembut kepada Zemi.
”Wah, jadi nyokap lo bisa bikin kue dong. Pantesan lo juga jago buat kuenya. btw makasi ya udah ajak gue untuk bikin kue bareng di rumah lo. Gue sebenarnya agak trauma untuk bikin kue. Karena setiap kali gue masak kue pasti gagal, ”cerocoosnya kepada Zach.
Cowok itu tersenyum tipis.
“Tenang aja, nanti gue ajarin lo masak kue anti gagal,”ujar Zach dengan penuh semangat.
“Lo nggak sendirian kan di rumah? Gue nggak enak kalau cuman berdua doang,”sahut Zemi
dengan blak blakan.
Zach tertawa tipis.”Nggak kok, ada pembantu gue di dalam lagi beres -beres,”ucap Zach.
Zemi pun menghela nafas lega.
”Ya, udah. Yuk masuk, kita mulai aja bikin kue nya…”seru zach menyuruh Zemi untuk masuk ke dalam rumah nya agar bisa memasak kue langsung.
Selesai menyiapkan bahan-bahan untuk memasak, akhirnya mereka berdua mulai membuat kue. Zemi dengan focus mendegarkan step by step saat Zach memasak salah satu kue. Yaitu
Macaron dan kue Bolu Rainbow. Begitupun dengan Zach sangat telaten dan sabar dalam
mengajarkan satu persatu stepnya.
“Keren banget lo Zach!”puji Zemi spontan ketika melihat Zach mengajarinya memasak.
cowok itu hanya tersenyum salting ketika dipuji oleh Zemi.
“Intinya saat lo buat kue itu harus sabar dan teliti. Kalau lo berhasil bikin kue yang gue ajarin, gue janji bakal suruh nyokap gue untuk terima lo jadi chef masak kue di toko nyokap gue..”ujar Zach yang menerbitkan senyuman manis di wajah Zemi.
“Oke, gue terima tantangan lo!”seru Zemi lalu menatap sengit Zach.
Setelah selesai memasak, Zemi langsung pamit untuk pulang. Karena, hari sudah sore.
”Lo nggak mau gue anter aja Zem?”tanya Zach rada khawatir karena Zemi pulang sendirian.
Zemi tertawa tipis.” Nggak usah Zach, gue udah biasa pulang sendiri.”balas Zemi yang membuat Zach terdiam lesu.
”Hati-hati ya, kabarin kalau udah sampai. Semoga berhasil buat kuenya,”ujar Zach yang dibalas senyuman oleh Zemi.
Malam harinya ketika sudah sampai di rumah, Zemi langsung bersih-bersih dan setelah itu
dia berlari ke dapur untuk mencoba memasak kue seperti yang diajarkan oleh Zach kepada diri
nya tadi siang. Orang tuanya yang melihat Zemi sangat antusias memasak kue hanya bisa
tersenyum tipis.
“Semoga berhasil sayang!”seru orang tuanya berteriak dari ruang tengah untuk menyemangati anaknya agar kue yang dimasak bisa sesuai yang ia inginkan. Yaitu memasak kue yang sempurna. sangat simple bukan? namun menyulitkan bagi Zemi.
Beberapa jam berlalu kue yang di masak oleh Zemi sudah jadi dan sekarang saatnya ia
mencicipi masakannya kepada kedua orang tua dan pembantu di rumahnya itu.
“Cobain ya Mi,Pi, Bi”ucap Zemi sangat antusias menunggu hasil masakannya dicicipi oleh orang tua dan pembantu rumah Zemi.
“Kamu berhasil sayang. Kue yang kamu buat sangat sempurna dari tekstur, rasa, bentuk dan
kematangannya sangat pas. Good job Zemi,”jelas Maminya menilai masakan anaknya itu.
Zemi yang mendengarkan hal itu seketika berkaca -kaca. Akhirnya setelah sekian lama dia mencoba
memasak kue yang sempurna namun gagal terus dan pada hari ini ia berhasil. Zemi benar-benar
bahagia. Bahkan dia juga sangat berterima kasih kepada Zach karena sudah mengajarkannya
cara memasak kue hingga ia bisa memasak kue anti gagal.
Inilah cerita seorang gadis bernama Zemi yang selalu berusaha membuat kue yang sempurna
walaupun selalu gagal, tetapi dia tetap berusaha selama 16 tahun dan dia berhasil membuat
kue yang seperti ia inginkan. Zemi bersyukur bisa bertemu dengan Zach karena sudah
mengajarkannya cara membuat kue yang anti gagal.
Saat umur Zemi menginjak 17 tahun ia sudah benar-benar mahir dalam membuat berbagai
macam kue. Pada umur ke 17 pula Zach menepati janjinya untuk menjadikan Zemi seorang
chef memasak kue di toko orangtuanya.
“Thanks Zach!”seru Zemi dengan senyuman yang begitu tulus.
“Iya sama-sama Zemi!”ucap Zach membalas
Zemi dengan senyuman tidak kalah
manis dan tulus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber:
https://radarbengkulu.disway.id