Cerpen: Ayo Coba jadi Wahyu

 Cerpen: Ayo Coba jadi Wahyu

Siti Mutmainah-Fahmi-radarbengkulu

Wahyu tertawa melihat tingkah laku anak perempuan didepannya. Kela meletakan 1 wartel yang sudah dibentuk kepiting dibekal wahyu. Ia tersenyum, lalu pergi.

 

Setelah memakan bekal masing-masing, mereka lalu bermain. Terlihat ada yang sedang memainkan monopoli. Wahyu mendekati mereka. Ia terdiam cukup lama menatap mereka yang sibuk dengan dadu.

"Aaaa aaa aaaa aaaaa" Wahyu berbicara ditengah kesibukan mereka. Ia menunjuk dirinya lalu monopoli tersebut, aku ingin bermain itu, mungkin itu maksudnya.

 

"Aaaa aaa aaa," salah seorang murid meniru cara bebicara Wahyu diikuti tawa mereka semua. Mereka berulang-ulang kali meniru semuanya tertawa. Termasuk Wahyu. Dia tidak paham, hanya ikut-ikutan.

"Ehh ehh aaaaa eee aaaa," salah seorang siswa menarik Wahyu agar terfokus kepadanya. Ia menunjuk Wahyu dengan jari telunjuknya, lalu menirukan gerakan monyet.

 

Semua murid tertawa kembali. Mereka serentak mengikuti gerakan siswa tadi. Wahyu yang tak kunjung menyadari ia sedang diolok-olok masih ikut tertawa.

"Kok gitu sih sama temannya. Gak boleh gitu. Anak ibu guru anak baik kan? " Ibu guru yang tengah menikmati makan siang dengan tenang terganggu karena suara tawa yang menggelegar didalam ruang kelas.

 

Berdirinya Wahyu ditempat yang diijaki oleh anak-anak yang sempurna tanpa kebutuhan khusus sepertinya wajar jika Wahyu menjadi bahan olokan. Anak-anak yang tak mengerti apa-apa tidak bisa sepenuhnya disalahkan. Ibu guru berpikir sejenak, bagaimana membuat mereka bisa menerima keberadaan Wahyu yang berbeda dari mereka.

"Anak-anak mau main game tidak? Ibu punya game. Namanya, Ayo Coba jadi Wahyu? Gimana pada mau tidak?" Sebuah ide terlintas dikepala ibu guru.

 

"Mauu bukkk." Mereka menjawab dengan semangat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu