Ketua RT/RW Muara Dua Gotong Royong Bersihkan Sampah Liar depan Baliho Calon Presiden, Calon DPD,DPRD

Ketua RT/RW Muara Dua Gotong Royong Bersihkan Sampah Liar depan Baliho Calon Presiden, Calon DPD,DPRD

Ketua RT/RW,Linmas, Ketua Adat, LPM Muara Dua pungut sampah depan Baliho Calon Presiden, Caleg DPD dan DPRD-Christopher-radarbengkulu

 

RADARBENGKULU –  Ketua RT/RW, Linmas, Ketua Adat dan LPM se Kelurahan Muara dua  usai menerima Bantuan Operasional (BOP) langsung menggelar gotong royong membersihkan sampah liar depan baliho Calon Presiden dan Calon DPD serta DPRD Jumat sore (21/10). 

Sampah liar itu dibuang oleh orang yang tidak bertanggung jawab dipinggir jalan RE Martadinata, dekat Simpang Bumi Ayu, Jumat  Sore (21/10/2023).

BACA JUGA:Identitas Jasad Diatas Karang Pantai Terungkap, Polisi Dalami Sebab Kematian

 

Itu dilakukan dengan harapan si pembuang sampah liar tersebut tidak lagi melakukan perbuatannya. Tidak membuang sampah dipinggir jalan. Karena sekarang sudah ada petugas kebersihan yang mengambil sampah dari rumah kerumah.

Apalagi di lokasi yang dibersihkan dari sampah berjejer sepanduk para calon legislatif (Caleg) yang dipasang tanpa izin warga sekitar. “Kalau lokasi ini sudah bersih, kan enak para caleg untuk pasang baliho perkenalan dirinya,” kata Ketua RT 6 Kelurahan Muara Dua, Megi.

BACA JUGA:Iswandi Ruslan Siap Perjuangkan Usulan Tiang Listrik Warga Kelurahan Muara Dua

 

Kata Megi, walaupun para pemasang baliho sosialisasi Caleg ini tanpa izin dan tanpa pemberitahuan kepada aparat pemerintah setempat, tidak masalah bagi dia. Yang penting mereka memasangnya dengan rapi, tidak semrawut dan menimbulkan sampah.

 “Jangan saja dipasang semrawut. Tidak enak dipandang, centang perenang. Ada yang besar dan ada yang kecil ukurannya, jelas tidak memperhatikan estetika lingkungan,” kata Megi.

BACA JUGA:Mana Dinas PUPR Kota? Warga Kelurahan Muara Dua Swadaya Perbaiki Jalan

 

Tapi, lanjutnya, ada satu yang sangat disayangkan dilakukan oleh para pemasang baliho caleg. Yakni, baliho yang dipasang dipohon. Ini sulit diterima. Karena, pohon pelindung. Bukan untuk memasang baliho.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu