Menipisnya Budaya Malu

Hanafi, S.Sos.I-Adam-radarbengkulu
Orang yang mempunyai rasa malu kepada dirinya sendiri, dia tidak akan melakukan perbuatan dosa ketika sendirian. Karena dia sadar dan yakin Allah SWT melihat semua perbuatannya, baik yang dilakukannya secara terang-terangan, maupun tersembunyi.
Ada seseorang yang ketika dihadapan orang banyak terlihat ‘alim dan shalih. Namun kala sendirian, saat sepi, ia menjadi orang yang menerjang larangan Allah.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Keadaan semacam itu telah disinggung oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadits :
Dari Tsauban, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “Sungguh aku mengetahui suatu kaum dari umatku datang pada hari kiamat dengan banyak kebaikan, semisal Gunung Tihamah. Namun Allah menjadikan kebaikan tersebut menjadi debu yang bertebaran.” Tsauban berkata, “Wahai Rasulullah, coba sebutkan sifat-sifat mereka pada kami supaya kami tidak menjadi seperti mereka sedangkan kami tidak mengetahuinya.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Adapun mereka adalah saudara kalian. Kulit mereka sama dengan kulit kalian. Mereka menghidupkan malam (dengan ibadah) seperti kalian. Akan tetapi mereka adalah kaum yang jika bersepian, jika sendirian mereka merobek tirai untuk bisa bermaksiat pada Allah.” (HR. Ibnu Majah)
Ibnul-A’rabi berkata: “Orang yang paling merugi, ialah yang menunjukkan amal-amal shalihnya kepada manusia dan menunjukkan keburukannya kepada Allah yang lebih dekat kepadanya dari urat lehernya.”
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan hidayah Nya kepada kita, sehingga kita dapat selalu bersungguh-sungguh menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. Aamiin.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: radarbengkulu