Bengkulu Selatan Terdapat 9 Desa Lokus Stunting, Ini Harapan Sekda

Bengkulu Selatan  Terdapat 9 Desa Lokus Stunting, Ini Harapan Sekda

Sekda Bengkulu Selatan Sukarni Dunip,M.Si pimpin kegiatan rembuk Stunting-Fahmi-radarbengkulu

RADARBENGKULU - Dalam rangka percepatan penurunan stunting Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan melalui Tim Percepatan Penurunan Sunting (TPPS) Bengkulu Selatan menggelar rembuk stunting tingkat Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2024.

Kegiatan itu terkait pembahasan adanya 9 desa yang menjadi lokus Stunting yang harus menjadi perhatian serius.

BACA JUGA: Bekas Rumah Sakit Bengkulu Selatan Akan Menjadi Boarding School

 

Ketua TPPS Bengkulu Selatan Rifa’i Tajuddin yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Bengkulu Selatan Sukarni S.P., M.Si, dan turut hadir juga Kepala OPD, FKPD, Kepala Puskesmas se- Bengkulu Selatan, Camat se- Bengkulu Selatan, Wahana VISI.

"Yang mana  Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi, stunting dapat terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun. Hal ini la harus harus kita sikapi untuk mengatasinya,"papar Sukarni Minggu, 19 Mei 2024.

BACA JUGA:Ini Pesan Kapolres Bengkulu Selatan Kepada Pemilik Hewan Ternak

 

Sukarni menambahkan dalam  penanggulangan stunting merupakan program prioritas nasional, untuk itu perlu mendapatkan perhatian.Perhatian seperti apa yang harus lakukan tentunya harus  mulai dengan pemantauan status gizi dan perkembangan anak, pengetahuan tentang kesehatan gizi sebelum dan pada masa kehamilan hingga 100 hari pertama kehidupan.

Tidak hanya itu Sukarni  juga menyampaikan bahwa melalui perpres nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting yang diharapkan target penurunan rata- rata 2,7% per tahun dapat tercapai.

BACA JUGA:Ini Pesan Bupati Gusnan Mulyadi Kepada 136 Jamaah Calon Haji Bengkulu Selatan

 

“ Untuk mencapai hal tersebut  perlu meningkatkan keselarasan dan pemantapan intervensi spesifik dan sensitive, baik oleh perangkat daerah dan juga dukungan dari lintas sektor,” ujarnya.

Untuk  meningkatkan keselarasan dan pemantapan intervensi spesifik dan sensitive bisa juga meningkatkan aksi konvergensi di tingkat desa.Mengoptimalisasi pemanfaatan dana desa maupun anggaran lain untuk mendukung bulan timbang dan imunisasi, bidan keluarga balita dan sekolah orang tua hebat untuk meningkatkan kemampuan pola asuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarabengkulu