Fadhilah Sepuluh Hari Pertama di Bulan Dzulhijjah
Dr. Drs. H. Ramadhon, M.Pd-Adam-radarbengkulu
Hadirin rahimakumullah,
Begitu mulianya sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, sampai-sampai Allah subhanahu wa ta’ala bersumpah dalam Al-Qur’an dengan hari-hari itu dalam firman-Nya :
Maknanya: “Demi waktu fajar. Demi sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah. Demi hari arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) dan demi hari raya qurban” (QS al-Fajr: 1-3)
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, alBukhari, at-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah dari sahabat Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhum, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Maknanya : “Tidak ada hari yang amal shalih didalamnya lebih dicintai oleh Allah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.”
Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, termasuk lebih utama dari pada jihad di jalan Allah ?”
Rasulullah menjawab, “Termasuk lebih utama dibandingkan jihad di jalan Allah kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya lalu ia tidak kembali dengan sesuatu apapun dari jiwa dan hartanya karena ia mati syahid di medan jihad” (HR al-Bukhari, Ahmad, at-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, terdapat hari yang paling utama sepanjang tahun, yaitu hari ‘arafah atau hari kesembilan Dzulhijjah yang tahun ini jatuh pada hari Ahad, 16 Juni yang akan datang. Pada hari arafah, kita lebih ditekankan lagi untuk melakukan berbagai kebaikan serta berpuasa dan memperbanyak doa pada hari itu.
Ketika ditanya mengenai puasa arafah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab :
Maknanya: “Puasa arafah memiliki keutamaan menghapus dosa-dosa (kecil) setahun yang telah berlalu dan setahun yang akan datang.” (HR Muslim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: radarbengkulu