Bengkulu Perkuat Kelembagaan dan Pemberdayaan Masyarakat di Hutan Mangrove

Bengkulu Perkuat Kelembagaan dan Pemberdayaan Masyarakat di Hutan Mangrove

Bengkulu Perkuat Kelembagaan dan Pemberdayaan Masyarakat di Hutan Mangrove -Ist-

“Kita terus mendorong agar penguatan kelembagaan ini bisa dilakukan secara berjenjang. Dengan begitu, bukan hanya Bengkulu yang akan merasakan manfaatnya, tetapi juga daerah-daerah lain yang memiliki kawasan mangrove. Saya yakin, jika model ini berhasil, maka bisa diadopsi oleh provinsi lain,” tambah Rohidin.

Lebih jauh dia juga menegaskan bahwa edukasi tentang pentingnya mangrove harus dimulai sejak dini.

Menurutnya, langkah ini dapat dimulai dari jenjang pendidikan anak usia dini.

Seperti TK dan PAUD, melalui program-program yang disinergikan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

“Kami tengah merancang sebuah kurikulum yang relevan dengan upaya pelestarian lingkungan, terutama mangrove, yang nantinya bisa diterapkan di sekolah-sekolah. Ini adalah langkah strategis yang akan memperkuat kesadaran generasi muda terhadap pentingnya lingkungan sejak usia dini,” jelas Gubernur Rohidin.

Sebagai bagian dari upaya edukasi tersebut, Pemprov Bengkulu juga telah menyusun sejumlah buku cerita anak yang mengangkat tema pelestarian hutan mangrove.

Gubernur berharap, buku-buku ini dapat menjadi instrumen penting dalam menanamkan rasa cinta terhadap lingkungan kepada anak-anak.

“Kami telah menyiapkan beberapa buku cerita anak tentang pelestarian dan kecintaan terhadap hutan mangrove. Harapannya, buku ini bisa menjadi salah satu alat yang efektif untuk membangun kesadaran sejak dini. Anak-anak akan tumbuh dengan pemahaman bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama,” ungkap Rohidin.

 Rohidin juga menggarisbawahi pentingnya menggali nilai ekonomi dari keberadaan hutan mangrove.

Menurutnya, selain sebagai penopang ekosistem pesisir, mangrove memiliki potensi ekonomi yang cukup besar.

Terutama dalam sektor ekowisata dan produk turunan yang dapat dikembangkan oleh masyarakat.

“Kita harus pandai menggali potensi ekonomi dari hutan mangrove. Salah satunya melalui ekowisata, dimana wisatawan dapat diajak untuk ikut serta dalam kegiatan konservasi sambil menikmati keindahan alam pesisir. 

Selain itu, produk-produk turunan seperti batik pewarna alami dari mangrove juga bisa dikembangkan. Ini semua akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa merusak lingkungan.” 

Melalui program-program strategis ini, Gubernur Bengkulu berharap dapat menciptakan model pembangunan yang tidak hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan.

Mangrove, sebagai salah satu ekosistem penting di Bengkulu, diharapkan dapat menjadi contoh sukses dari sinergi antara pelestarian alam dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: