Calon Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah Klarifikasi Soal Video Dugaan Money Politik

 Calon Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah Klarifikasi Soal Video Dugaan Money Politik

Datangi Bawaslu, Calon Bengkulu Rohidin Mersyah Klarifikasi Dugaan Money Politics, Pelapor Datangkan Dua Saksi -Windi-

radarbengkuluonline.id   – Calon Gubernur (Cagub) Bengkulu nomor urut 2, H. Rohidin Mersyah, memenuhi undangan dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Bengkulu untuk memberikan klarifikasi terkait laporan dugaan praktik money politics (MP) yang beredar lewat video. 

Klarifikasi yang dilakukan  oleh  Rohidin Mersyah pada Kamis 24, Oktober 2024 siang itu merupakan tindak lanjut atas dua laporan yang disampaikan oleh masyarakat terkait dugaan pelanggaran di dua lokasi berbeda.

Kehadiran Rohidin di Bawaslu pada hari itu menarik perhatian publik. Terlebih lagi karena kasus dugaan money politics selalu menjadi isu sensitif dalam proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). 

BACA JUGA:Rohidin Mersyah Tampung Keluhan Warga Kota Bengkulu Soal Kenaikan Pajak dan Keamanan Pasar

BACA JUGA:Rohidin Mersyah Siap Klarifikasi Soal Video Viral

"Kehadiran saya disini adalah untuk memenuhi undangan Bawaslu dan memberikan klarifikasi atas dua laporan yang masuk," ungkap Rohidin usai menjalani sesi klarifikasi yang berlangsung sekitar dua jam.

Rohidin mengungkapkan, selama sesi klarifikasi, dirinya dicecar 22 pertanyaan oleh pihak Bawaslu.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitan dengan dua insiden yang dilaporkan.

Yakni di Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara, dan di Padang Guci, Kabupaten Kaur.

Salah satu laporan tersebut menyoroti dugaan saweran yang terjadi di acara syukuran anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Pak Juhaili.

"Lokus kejadian di Ketahun, yang dilaporkan adalah saweran dalam acara hiburan usai syukuran pelantikan Pak Juhaili. Perlu saya jelaskan, budaya nyawer itu sudah umum terjadi di berbagai daerah, dan uang yang diberikan saat itu berasal dari tuan rumah, bukan dari saya pribadi," jelas Rohidin.

Sebagai tokoh publik, Rohidin merasa bahwa tindakannya saat itu tidak memiliki kaitan dengan aktivitas kampanye.

"Saat itu, saya hadir sebagai Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bengkulu. Bukan dalam rangka kampanye. Tidak ada ajakan untuk memilih sama sekali. Justru, masyarakat yang menghadiri acara tersebut merasa gembira, dan budaya sawer ini adalah bagian dari kebersamaan.” 

Ia menambahkan,  jika dirinya tidak ikut saweran, masyarakat bisa saja menganggapnya pelit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: