Warga Desa Padang Kuas Tuntut Ganti Rugi dari PT TLB atas Dampak SUTT PLTU Teluk Sepang

Warga Desa Padang Kuas Tuntut Ganti Rugi dari PT TLB atas Dampak SUTT PLTU Teluk Sepang

Warga Desa Padang Kuas Tuntut Ganti Rugi dari PT TLB atas Dampak SUTT -Windi-

 

 

Radar Bengkulu - Keberadaan jaringan transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) PLTU Teluk Sepang di Kota Bengkulu yang dimiliki oleh PT Tenaga Listrik Bengkulu (PT TLB) menimbulkan keresahan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar area tersebut.

Terutama bagi warga Desa Padang Kuas, Kabupaten Seluma, yang kini menuntut kompensasi dari PT TLB atas kerugian material dan kesehatan akibat operasi SUTT tersebut.

BACA JUGA:Warga Teluk Sepang Kota Bengkulu Tolak Permukiman Jadi Tempat Pembuangan Limbah PLTU

BACA JUGA:Pansus RTRW Soroti Masalah PLTU dan HGU

Sebanyak 28 warga Desa Padang Kuas mengajukan tuntutan ganti rugi kepada PT TLB dengan total nilai mencapai ratusan juta rupiah.

Kerugian yang dialami meliputi kerusakan berbagai peralatan elektronik dan biaya pengobatan warga yang tersengat listrik dari jaringan transmisi ini.

Femi Budiarti, salah satu warga Desa Padang Kuas, menyatakan bahwa sejak SUTT PLTU Teluk Sepang mulai beroperasi, ia dan tetangganya sering mengalami kerusakan pada peralatan elektronik mereka.

BACA JUGA:Menanti Keadilan dari Penegak Hukum Terkait PLTU Baru Bara Teluk Sepang

Barang-barang seperti televisi, kulkas, rice cooker, mesin air, meteran listrik, hingga bola lampu kerap rusak, terutama saat hujan deras disertai petir.

“Sejak jaringan transmisi ini beroperasi, barang-barang elektronik kami sering sekali rusak. Meteran listrik bahkan pernah meledak. Setiap hujan datang, apalagi disertai petir, kami merasa cemas akan dampaknya,” ungkap Femi.

Keresahan warga semakin meningkat karena minimnya informasi tentang risiko yang dihadapi mereka yang tinggal di bawah jaringan transmisi tersebut.

Rohma, warga Desa Padang Kuas yang rumahnya persis berada di bawah jaringan SUTT, mengaku bahwa tidak pernah ada penyuluhan dari pihak terkait tentang bahaya dari jaringan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: