KHUTBAH IDUL FITRI: Merawat Kemabruran Puasa

KHUTBAH IDUL FITRI: Merawat Kemabruran Puasa

M. Sururi, S.Th.I., M.H.I-Adam-radarbengkulu

Ma’asyiral Muslimin  dirahmati Allah 

Ibadah yang paling disenangi oleh Allah tidak dinilai dari jumlahnya, ibadah yang banyak tapi tidak istiqamah belum tentu disenangi oleh-Nya, namun ibadah sedikit yang bisa dilakukan dengan istiqamah sudah pasti sangat disenangi oleh-Nya. Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah saw menyampaikan,

Artinya, “Sungguh, ibadah yang paling dicintai oleh Allah adalah ibadah yang paling konsisten sekalipun sedikit.” (HR Muslim).   

 

Berdasarkan hadits tersebut, Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin mengatakan bahwa bukan termasuk kebaikan jika suatu perbuatan tidak bisa dilakukan dengan istiqamah dan terus menerus. Suatu ibadah bisa dinilai baik jika pelakunya sudah bisa mengerjakan dengan penuh konsisten. 

Jika tidak, maka sama halnya ibadah itu tidak memiliki nilai apa-apa. Bahkan iman seseorang belum sepenuhnya dikatakan sempurna sebelum ia bisa menjadi hamba yang istiqamah.   

 

Ada ungkapan yang mengatakan bahwa mempertahankan itu lebih sulit dari pada meraihnya. Karena mempertahankan itu membutuhkan perjuangan yang jauh lebih berat dari sekedar meraihnya. Ungkapan tersebut sangat relevan juka dikaitkan dengan perjuangan ketaqwaan setelah Ramadhan.

Sesulit dan sepayah apapun kita berusaha istiqomah dalam kebaikan. Jangan sampai kita menjadi orang yang disindir Allah dalam alquran :

 

Artinya: Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali. (an-nahl : 92)

 

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ، ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم ، أقول قولي هذا فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: