Poktan Kembalikan Alsintan Ratusan Juta ke Distan Mukomuko

Selasa 01-02-2022,19:44 WIB
Reporter : radar
Editor : radar

radarbengkuluonline.com, MUKOMUKO - Kelompok Tani (Poktan) bernama Pulai Mayit asal Desa Lubuk Sanai III, Kecamatan XIV Koto mengembalikan bantuan mesin panen jagung jenis Combine Harvester ke Dinas Pertanian (Distan) Mukomuko.

Poktan Pulai Mayit mengembalikan alat mesin pertanian (Alsintan) jenis mesin panen kombinasi itu karena dianggap kurang bermanfaat. Bahkan dirasa membebani anggota kelompok. Hal ini diungkapkan Edy Irwandi selaku Ketua Poktan. "Jadi, lebih besar biaya operasional ketimbang pendapatan. Jadi istilahnya kurang bermanfaat bagi anggota kelompok. Itulah alasan Combine itu kami kembalikan ke dinas," ungkap Edi.

Dikatakannya, Poktan yang ia pimpin itu mendapat bantuan mesin Combine jagung pada 2019 lalu. Hanya setahun mesin itu dioperasikan. Kemudian Poktan tersebut mengembalikan ke Dinas Pertanian. "Kami sudah mencoba menjalankannya (Combine) selama setahu. Tapi belum masuk. Ketimbang membebani, lebih baik kami kembalikan. Sudah lama. Mana tahu ada kelompok lain yang lebih membutuhkan," demikian Edy.

Saat ini, mesin panen jagung berwarna merah dan putih type Futata HM-1J itu disimpan di parkiran Dinas Pertanian Mukomuko.

Dipantau dari laman e-katalog.lkpp.go.id Alsintan yang dikembalikan Poktan ke Distan Mukomuko ini terbilang mahal. Harganya mencapai Rp 177 juta.

Ketika dikonfirmasi mengenai hal ini, Kadistan Mukomuko, Apriansyah, ST., MT mengatakan, memang ada satu unit mesin panen jagung model kombinasi yang dikembalikan Poktan ke Dinas Pertanian. "Ya, mesin itu dikembalikan oleh Poktan. Alasannya karena kurang efektif," ujar Apriansyah kepada radarbengkuluonline.com tadi siang.

Kadistan menyebutkan, mesin itu bisa saja disalurkan ke kelompok tani yang lain. Namun sebelum menyalurkan harus dilihat dulu luas tanam, tanaman jagung di wilayah Poktan yang membutuhkan.

"Kalau hitungan kita. Kalau luas tanam mencapai 50 hektar, baru efektif menggunakan mesin Combine ini. Tentu mesin itu bisa kita salurkan ke kelompok lain, tapi kita lihat efektifitasnya. Jangan sampai terjadi lagi seperti kelompok penerima sebelumnya," papar Apriansyah. (sam)

//

Tags :
Kategori :

Terkait