28. Kelurahan Pagar Dewa RADARBENGKULU.DISWAY.ID - Kota Bengkulu adalah salah satu kolonial Inggris yang telah membuat Benteng Fort Marlborough. Kota ini memiliki Muara Dua dan Bumi Ayu. Tak hanya itu, daerah ini juga memiliki Panorama indah. Terutama bila kita melihat di Tanjung Ajung, Tanjung Jaya. Di daerah ini kita dapat melihat Semarang, Surabaya, Kampung Bali, Malabro, Sidomulyo, Padang Serai, Padang Jati, Betungan dengan leluasa. Yang cukup menarik dilihat disini adalah Dusun Besar dengan Sawah Lebar dan Sawah Lebar Baru yang sedang di Bajak petani. Sekarang daerah ini dipelihara dengan baik dan di Kandang dengan Kandang Limun, serta diberi Pagar Dewa. Kalau tidak demikian, Rawa Makmur, Rawa Makmur Permai, Pematang Gubernur bisa rusak Jitra yang bersejarah itu. Karena, di sana ada Jalan Gedang, Pondok Besi, Pintu Batu, Tanah Patah yang memiliki Sumur Meleleh terus menerus. Di Pondok Besi ini ada Padang Harapan yang di Tengah Padang-nya selalu Sukarami. Di sana penuh dengan Kebun Roos, Kebun Keling, Kebun Geran, Kebun Dahri, Kebun Kenanga yang ramai dikunjungi wanita. Kebetulan, daerah ini berdekatan dengan Pasar Bengkulu, Pasar Baru, Pasar Melintang, Pintu Batu, Pekan Sabtu yang Sukamerindu-kan Pengantungan, Penurunan yang sekarang masih ada Berkas-nya. Rangkaian kalimat yang mengiringi kata bergaris tebal atau hitam itu merupakan pengantar dari sebagian nama dari 67 kelurahan di Kota Bengkulu yang unik. Kenapa nama kelurahan itu unik, wartawan RADARBENGKULU.DISWAY.ID, Azmaliar Zaros menurunkan laporannya secara bersambung setiap hari. Selamat membaca laporan SPEKTAKULER yang hanya satu-satunya ada di Indonesia dan mungkin juga di dunia. Redaksi juga menerima masukan, kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan laporan ini. Pembaca juga bisa berpartisipasi menyumbang tulisan soal nama-nama unik tentang nama daerah, objek wisata dan lain-lain. Kritik, saran, tulisan dikirim ke email : radarbengkuluonline@gmail.com. Atau telepon/WA ke HP 0812 7930 6998. (*) Bujang Bedengkang Buat Pagar di Lokasi Anak Dewa Mandi Pagar Dewa juga nama yang unik. Nama yang dikukuhkan sebagai nama kelurahan di Kota Bengkulu itu masuk wilayah Kecamatan Selebar. Kenapa daerah ini dinamakan Kelurahan Pagar Dewa? Bagaimana sampai dinamakan Kelurahan Pagar Dewa? Silahkan baca laporan wartawan RADARBENGKULU.DISWAY.ID selanjutnya di bawah ini. AZMALIAR ZAROS - Kota Bengkulu Asal usul nama Pagar Dewa ini, kata Ketua Adat Kelurahan Pagar Dewa, Sofyan Juned, ia kurang tahu secara pastinya. Karena, ia tidak pula menanyakan secara mendetil kepada orangtuanya dahulu. Dia hanya dapat ceritanya sekilas. BACA JUGA:Terkait Uang Rp 10 Juta, Oknum Dewan BU Terancam PAW Menurut cerita dari orangtuanya, di daerah ini dahulu ada air napal di dekat anak sungai Hibrida Ujung. Tepatnya di RT 9 RW 2, Kelurahan Sumur Dewa. Telaga ini airnya jernih sekali. Karena airnya jernih, sering jadi tempat mandi-mandi gadis keturunan dewa pada malam hari. Jumlahnya ada 7 orang. mereka itu terdiri dari kakak beradik. BACA JUGA:Ini Dia Data dan Fakta Unik Nama-Nama Kelurahan di Kota Bengkulu (27) Para gadis itu mandi setiap malam ke 15 atau setiap malam bulan purnama. Pada malam bulan purnama itu mereka turun mandi bersama-sama. Melihat ada gadis cantik mandi, bujang bedengkang atau bujang tua jatuh hati. Bujang tua itu mengintip mereka mandi. Karena tertarik itu, bujang tua itu membuat pagar di sekitar areal tempat pemandian para gadis keturunan dewa. BACA JUGA:Pemkab Benteng Bagikan Ribuan Bendera kepada Masyarakat Pada suatu malam bulan purnama, para gadis ini turun mandi lagi. Karena tahu mereka akan mandi, sang bujang tua tadi melakukan pengintipan kembali.Ia memperhatikan secara seksama gadis keturunan dewa yang akan mandi itu. Pada saat mereka mau mandi, dia membuka pakaiannnya dan meletakkannya di atas pagar yang dibuat bujang tua itu tadi. Saat gadis keturunan dewa tadi sedang asyik mandi, bujang tua ini mengendap-endap dan mengambil pakaian si bungsu. Karena dia lihat si bungsu yang cantik sekali. Setelah mandi, mereka mengambil pakaiannya yang diletakkkan di pagar tadi. Sesudah itu, mereka terbang dan kembali ke tempatnya. Tapi gadis paling bungsu dan paling cantik itu terpaksa tinggal di telaga itu. Sebab, dia tak bisa terbang karena pakaiannya tidak ada. Sang bujang bedengkang tadi senang bukan main. Karena, dia bisa bertemu dengan si bungsu. Apakah dia nikah atau tidak, Sofyan kurang tahu cerita selanjutnya. ''Itulah cerita yang saya dapatkan. Apakah itu benar atau tidak, saya kurang tahu juga,'' ujar bapak yang lahir di Pagar Dewa bulan Juni 1947 lalu saat ditemui di rumahnya di Jalan Sungai Rupat Pagar Dewa beberapa waktu lalu. Karena di daerah ini ada pagar untuk memagar gadis keturunan dewa, maka orang menyebut dengan nama Pagar Dewa. Sebutan ini mengalir begitu saja dari mulut ke mulut. Karena sudah akrab dengan sebutan nama itu, maka akhirnya nama itu melekat jadi nama daerah. Kalau orang bertanya dimana mereka tinggal, maka mereka menyebutnya di Pagar Dewa. Lama kelamaan akhirnya daerah ini dikukuhkan jadi nama Kelurahan Pagar Dewa. Sekarang wilayah ini masuk dalam wilayah Kecamatan Selebar. Dahulu, daerah ini masuk wilayah Kecamatan Talang Empat, Bengkulu Utara. ''Kapan dinamakan Pagar Dewa, saya tidak tahu secara pasti. Pasalnya, nama itu sudah lama ada. Sejak saya kecil, dan sejak orangtua saya kecil, juga sudah ada nama Pagar Dewa itu,'' ujarnya. Sementara itu, Hawilayah, warga RT 9 RW 2 Kelurahan Sumur Dewa, yang rumahnya berada di belakang telaga ini saat ditemui secara terpisah mengatakan bahwa air telaga ini tak pernah kering. Walaupun airnya habis, tapi tak lama sesudah itu banyak lagi. Airnya itu jernih sekali. Karena, sumbernya dari air napal. Apalagi kalau musim kemarau.
Inilah Kantor Kelurahan Pagar Dewa, Kota Bengkulu-Azmaliar Zaros- Kelurahan Pagar Dewa ini dahulu luas sekali. Namun, kini semakin kecil. Karena, daerah ini sudah dimekarkan jadi 3 kelurahan. Yaitu, Kelurahan Pagar Dewa, Sumur Dewa dan Muara Dua. Sedangkan wilayah Pagar Dewa ini terletak, sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Sumur Dewa. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Muara Dua. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Sukarami. Sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Sido Mulyo. Kelurahan Sido Mulyo dan Kelurahan Cempaka Permai dahulunya juga termasuk bagian dari Kelurahan Pagar Dewa. Sebab, Kelurahan Sido Mulyo ini kemudian juga dimekarkan. Sedangkan penduduk Pagar Dewa ini terdiri dari berbagai macam suku. Ada dari suku Bengkulu asli, suku Minang, Jawa, Palembang, Sumatera Utara. Sedangkan mata pencahariannya, ada yang PNS, pegawai swasta, buruh, petani, pedagang.(*)
Di lokasi pohon ubi ini dahulu adalah sumur air napal dan kini ditutup karena sudah dibuat jalan oleh pemerintah saat ini -Azmaliar Zaros-