Artinya:…. Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; in shaa Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." ( QS.Ash-shafat 102 ).
Maka akhirnya tepat pada tanggal 10 Dzulhijjah, nabi Ibrahim membawa anaknya Ismail ke tanah lapang dan diiringi dengan takbir” ALLAHU AKBAR”….. tentu saja dalam bayangan kita dengan tetesan air mata, kemudian didudukanlah Ismail anak yang satu-satunya yang sudah lama didambakan oleh seorang ayah, sebagai generasi pengganti dirinya.
Sibiran tulang cahaya mata, pelepas rindu di dalam qalbu, tiba-tiba harus dikurbankan. Maka pada waktu itu sebelum terjadi penyembelihan, ada permintaan Anaknya” Ismail” kepada Ayahnya. Kisah ini ditulis dalam sebuah buku Duratun Nasihin Karya Usman Bin Hasan, yang diterjemahkan oleh: Abu H.F. Ramadlon, halaman.713. adalah sebagai berikut :
- Ikatlah tangan dan kakiku, supaya aku tidak bisa bergerak, yang nanti akan merepotkan Ayah.
- Telungkupkan aku ! Ayah, lebih baik aku bercermin kepada bumi dari pada bercermin kemukamu,Ayah. Dan nanti ayah merasa kasihan kepadaku.
- Singsingkan baju dan kain mu! Ayah, supaya tidak kena percikan darah, yang bisa mengecilkan pahalaku dan jika dilihat ibuku nanti dia akan bersedih.
- Tajamkanlah pisau mu ! Ayah, supaya mudah proses penyembelihan. Karena proses maut itu pedih..ayah.