Setiba di Bengkulu, H.A.Karim ''terlibat'' pula dalam persoalan yang timbul antara Bung Karno dan Bu Inggit. Karena, Ibu Inggit kurang setuju mampir di Bengkulu. Melainkan ingin langsung ke Jawa.
H.A.Karim sendiri tetap membela keinginan Bung Karno, sekalipun harus menderita batin karena hubungannya yang lama baik dengan Bung Karno dan dengan Ibu Inggit.
BACA JUGA:Inilah Kisahnya Fatmawati dan Bung Karno di Bengkulu (27) - Ciuman Sayang dari Bung Karno
Pada pertengahan 1942, Bung Karno meninggalkan Bengkulu menuju Pulau Jawa melalui Palembang. Di Palembang Bung Karno menginap di rumah Dr. A.K.Gani.
Berita burung mengatakan perjalanan Bung Karno terhalang di sana. Malah ia seakan-akan ditangkap oleh Jepang. Tapi kemudian ternyata Bung Karno selamat sampai di Jawa, tak ketinggalan kedua ekor anjingnya.
BACA JUGA:Diwarnai Tangis Bahagia, Kajati Bengkulu Serahkan Hasil Bedah Rumah Diantono
Sepeninggal Bung Karno ia isi waktunya dengan belajar Bahasa Jepang. Huruf Hirayana dan huruf Kanji. Semua sekolah sudah tutup sementara.
Waktu itu ia sudah pindah ke rumah lagi. Rumah di Pasar Minggu ia tinggalkan menuju rumah yang lebih besar. Yaitu gedung yang ditinggalkan kosong oleh Belanda di Pasar Melintang.
BACA JUGA:Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Benteng Dapat Akreditasi B
3 Bulan Bung Karno meninggalkan Kota Bengkulu, ia mendapat kiriman dari Bung Karno melalui seorang kenalannya pedagang emas berlian dari Kota Bengkulu.
Barang kiriman itu berupa peniti rantai dengan mainan model biji ketimun dengan ditengah-tengahnya ada batu merah biji ketimun .
BACA JUGA:Viral, Ibu Negara Menunggu Presiden Jokowi Salat Jumat di Gerbang Mesjid Al-Jihad Bengkulu Utara
Tahun itu Fatmawati sudah berumur 20 tahun. Ia telah memadu janji dengan Bung Karno. Kemudian ayahnya membeli sebidang tanah yang terletak di atas bukit yang banyak pohon mede.