"Okee! Kita mulai ya. Kela hadap sini nak," Ibu guru menyentu pundak Kela.
"Gajah" Bisik ibu guru pada telinga kanan Kela.
Kela memegang pundak teman didepannya, ia mulai memperagakan bagaimana gajah. Ia menunjuk hidungnya, lalu menariknya ke atas, mengembungkan pipinya, lalu berjalan sambil mengangkat tanganya setengah.
"6 7 8 9 10, tengg. Waktunya habis. Ayoo hadap kanan nak, kasih tau teman didepannya juga," ujar ibu guru.
Murid-murid bergantian memeragakan gajah dengan cara mereka masing-masing. Ada yang hanya menunjuk nunjuk hidungnya, namun ada juga yang merangkak rangkak sambil menirukan suara gajah-gajah.
Wahyu memperagakan gajah dengan mudah. Ia menunjuk hidungnya, lalu menariknya, mengembungkan pipinya seolah berkata kalau hewan tersebut memiliki tubuh yang besar.
BACA JUGA:10 Pulau Terpampang Namanya di Kota Bengkulu, Seolah-olah Menyatukan Indonesia
Murid terakhir yang memperagakan gajah sudah kebingungan. Ia hanya berdiri, lalu meniru gerakan temannya yang sudah meluap dari kepalanya.
"Nah hewan apa yang mereka maksud? " tanya ibu guru pada murid yang berdiri paling kanan.
"Gajah buu," teriaknya, walaupun sempat kebingungan anak yang berdiri paling kanan masih bisa menebaknya walau sedikit ragu-ragu.
"Yaaa benar sekalii. Hebat-hebat. Gimana, seru gakk mainnya? "
"Seruu buuuu," jawab mereka serentak.