”Baiklah. Kita berangkat sekarang!” ucap ayah.
Mereka pun langsung mengambil sepeda. Lalu mengayuhnya degan cepat, dan anak kecil itu pun tertawa puas. Keluarga ini benar-benar humoris. Saat mereka di perjalanan mengelilingi desa banyak sekali penduduk desa yang menyapa mereka bertiga, namun cuman si ayah yang menjawab. Anak dan ibu hanya diam dan asyik sendiri.
“Lihatlah, betapa angkuhnya istri Wijaya sekarang mbak!” ujar salah seorang penduduk desa dengan raut muka yang kurang senang.
” Ya, benar mbak. Padahal dulu mereka adalah keluarga idaman di desa ini,” timpal penduduk desa itu dengan raut muka yang kecewa pada keluarga itu.
”Biarkan mereka bersenang- senang dulu dengan keangkuhannya sebelum mereka sadar atas apa yang mereka perbuat pada penduduk desa ini,” ucap ibu-ibu yang sedang memperhatikan mereka.
Di sisi lain, seseorang yang menolong anak kecil itu pun muncul di hadapan mereka bertiga, dengan spontan anak kecil itu pun langsung menyapa seseorang itu dengan senyuman dan teriakan kencangnya.
“HAI KAKAK!”ujar anak kecil itu sambil berteriak.
Orang itu pun menoleh. Lalu menghampiri anak kecil itu dan kedua orang tuanya.
”Hai adik kecil, senang berjumpa denganmu lagi! Bagaimana keadaanmu sekarang? Baik - baik saja kan?”ucap kakak itu dengan pertanyaan bertubi tubi.
“Aku baik- baik saja kak. Dan aku juga senang sekali bisa berjumpa dengan kakak lagi,” sahut anak kecil itu dengan wajah gembira. Sedangkan ibu dan ayah hanya diam sambil kebingungan melihat anaknya itu berbicara dengan sesorang.
”Sayang! Kamu bicara dengan siapa?” tanya ayahnya dengan serius.