Imam al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata yang artinya: “Wahai Ibnu Adam (manusia), kamu itu hanyalah (kumpulan) hari-hari, tiap-tiap satu hari berlalu, hilang sebagian dirimu.” (Riwayat Abu Nu’aim dalam Hilyatul-Auliya).
Diriwayatkan bahwa Umar bin Abdul Aziz berkata:
“Sesungguhnya malam dan siang bekerja terhadapmu, maka beramalah pada malam dan siang itu.”
Kedua: Waktu Sangat Cepat Berlalu
Abul-Walid al-Baji rahimahullah berkata: “Jika aku telah mengetahui dengan sangat yakin, bahwa seluruh hidupku di dunia ini seperti satu jam di akhirat, maka mengapa aku tidak bakhil dengan waktu hidupku (untuk melakukan perkara yang sia-sia), dan hanya kujadikan hidupku di dalam kebaikan dan ketaatan.”
Ketiga: Waktu Yang Berlalu Tidak Pernah Kembali.
Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu anhu berkata : “Sesungguhnya Allah memiliki hak pada waktu siang, Dia tidak akan menerimanya di waktu malam. Dan Allah juga memiliki hak pada waktu malam, Dia tidak akan menerimanya di waktu siang.” (Riwayat Ibnu Abi Syaibah).
Dengan demikian seharusnya seseorang bersegera melaksanakan tugasnya pada waktunya, dan tidak menumpuk tugas dan mengundurkannya sehingga akan memberatkan dirinya sendiri. Oleh karena itu waktu di sisi Salaf lebih mahal dari pada uang.
Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata : “Aku telah menemui orang-orang yang sangat bakhil terhadap umurnya (waktu) daripada terhadap dirham dan dinarnya.”
Keempat: Manusia tidak mengetahui kapan berakhirnya waktu yang diberikan untuknya
Oleh karena itu Allah banyak memerintahkan untuk bersegera dan berlomba dalam ketaatan.