RADAR BENGKULU – Tim Geographic Information System (GIS) Komunitas Konservasi Indonesia KKI Warsi mengungkapkan dari hasil analisisnya, diketahui bahwa tutupan hutan di Bengkulu tinggal 645.116 ha, atau 32 persen dari luas wilayah Bengkulu.
Hal ini menunjukkan adanya penurunan sebesar 8.306 ha dibandingkan dengan tahun 2022.
BACA JUGA:7 Ide Dekorasi Tempat Pernikahan Mewah dan Menarik. Wajib Coba!
Penurunan tutupan hutan ini berdampak pada kemampuan bumi dalam menyerap air hujan.
Curah hujan yang tidak dapat diserap dengan baik berpotensi menjadi aliran permukaan, yang dapat menyebabkan banjir dan longsor.
Selain itu, analisis juga menunjukkan adanya lahan terbuka seluas 142.466 ha di Bengkulu.
Lahan terbuka ini terlihat dalam berbagai pemanfaatan lahan seperti tambang, perkebunan sawit, dan perusahaan kehutanan.
BACA JUGA:Viral! Sekelompok Anak Muda Ini Jalan Jalan di Mall Pakai Helm, Tuai Hujatan Netizen
“Yang menjadi perhatian adalah adanya lahan terbuka yang juga terjadi di kawasan yang seharusnya dilindungi, seperti kawasan hutan lindung dan taman nasional. Dalam analisis yang dilakukan, terdapat lahan terbuka seluas 35.044 ha di dalam kawasan hutan, dengan 7.633 ha berada di hutan lindung dan 6.533 ha berada di taman nasional.” Ungkap Direktur Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, Adi Junedi.
BACA JUGA:5 Manfaat Cuka Sari Apel Bagi Kesehatan Tubuh!
Kondisi lahan terbuka ini dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan tanah dalam menyerap air, yang berpotensi menyebabkan banjir dan longsor.
Oleh karena itu, perlu langkah-langkah kongkrit dalam penataan dan pengelolaan ruang di Bengkulu, dengan memperhatikan daya dukung lingkungan.
BACA JUGA:5 Trik Mencegah 6 Penyakit Yang Terjadi di Musim Hujan. Apa Saja? Yuk Simak!
“Selain itu, pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan juga perlu ditingkatkan, serta resolusi konflik pengelolaan sumber daya”katanya