Sejak tadi malam telah berkumandang alunan suara takbir, tasbih, tahmid dan tahlil sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar yang kita peroleh setelah menjalankan ibadah puasa Ramadan selama satu bulan penuh. Sebagaimana firman Allah SWT:
وَلِتُكْمِلُوااْلعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُاللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ ولَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”
Rasulullah SAW bersabda: زَيِّنُوْا اَعْيَادَكُمْ بِالتَّكْبِيْر
“Hiasilah hari rayamu dengan takbir.” Takbir kita tanamkan ke dalam lubuk hati sebagai pengakuan atas kebesaran dan keagungan Allah SWT sedangkan selain Allah semuanya kecil semata. Allah Swt memberikan dorongan kepada umat Islam agar selalu mengingat kebesaran Allah dengan bertakbir khusus menyambut Idul Fitri dan Idul Adha. Orang bisa merasakan hakikat takbir jika sudah mendapat hidayah dari Allah. Adapun kalimat tasbih dan tahmid, kita tujukan untuk mensucikan Tuhan dan segenap yang berhubungan dengan-Nya. Tidak lupa puji syukur juga kita tujukan untuk Rahman dan Rahim-Nya yang tidak pernah pilih kasih kepada seluruh hambanya.
Sementara tahlil kita lantunkan untuk memperkokoh keimanan kita bahwa Dia lah Dzat Yang Maha Esa dan Maha Kuasa. Seluruh alam semesta ini tunduk dan patuh kepada perintah-Nya.
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar,
Syawal adalah bulan bahagia, gembira, dan bersama. Ketiga hal tersebut hanya akan terwujud apabila kita mengutamakan rasa persaudaraan, kekeluargaan dan saling peduli. Setelah selama bulan Ramadan kita dilatih untuk menahan diri, maka Idul Fitri menjadi identitas kemenangan umat Islam setelah berhasil lulus dari ujian pengekangan hawa nafsu.
Sungguh Maha Benar Allah yang telah mensyariatkan zakat fitrah di penghujung bulan Ramadan sebagai bentuk amalan sosial kita setelah sebulan kita berfokus beribadah kepada Allah SWT. Ini tentunya merupakan pelajaran berharga bahwa persaudaraan dan kepedulian sesama merupakan hal yang teramat penting bagi setiap pribadi muslim.
Maka wajar sekali jika umat Islam merasa bergembira. Setelah itu, umat Islam menjalin kebersamaan dalam suasana kefitrian atau kesucian diri dan kemudian berkumpul bersama keluarga. Disitulah lahir suasana kekeluargaan yang sangat akrab. Berdasar pada pola semangat beridul fitri juga lahir jiwa kepedulian karena sebelumnya umat Islam diwajibkan menunaikan zakat fitrah—sebagai amalan kepedulian sosial.
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
Hadirin rahimakumullah
Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran Idul Fitri merupakan momentum untuk mempererat tali silaturahim, yakni menjalin kasih sayang. Karena silaturahim berasal dari bahasa Arab. Silah artinya jalinan atau hubungan dan rahmah/rahmi adalah kasih sayang.
Maka dari itu, sudah sepantasnya kita meminta maaf kepada kedua orang tua, saudara, tetangga, dan masyarakat di sekitar kita. Baik dari dosa dan kesalahan yang disengaja maupun yang tidak disengaja.