Rasulullah bersabda yang artinya :” "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta benda kalian, tetapi Dia hanya memandang kepada amal dan hati kalian." ( HR. Ibu Majah).
'Arafah Mengenang Pengorbanan Nabi Ibrahim AS
Sebagian ulama memahami bahwa ‘Arafah berarti mengetahui atau yakin (ma’rifah). Istilah tersebut dikaitkan dengan peristiwa Nabi Ibrahim AS yang diperintahkan oleh Allah SWT agar menyembelih anaknya Ismail.
Perintah tersebut awalnya diterima oleh Nabi Ibrahim AS melalui mimpi pada tanggal 8 Zulhijjah. Namun keesokan harinya Nabi Ibrahim AS ragu-ragu apakah mimpi tersebut dari Allah SWT atau dari syetan. Maka tanggal 8 Zulhijjah disebut dengan hari tarwiyah.
Kemudian malam tanggal 9 Zulhijjah Nabi Ibrahim AS kembali bermimpi dengan mimpi yang sama, maka Nabi Ibrahim AS yakin /ma’rifah bahwa mimpi tersebut datang dari Allah. Karena itulah hari tersebut dinamakan hari ‘Arafah.
Pada tanggal 10 Zulhijjah Nabi Ibrahim AS bermimpi lagi dengan mimpi yang sama, maka pada tanggal 10 Zulhijjah tersebut Nabi Ibrahim AS melaksanakan perintaah tersebut. Karena itu, hari tersebut dinamakan dengan hari nahar yang artinya hari penyembelihan.
Dengan demikian hakikat hari ‘Arafah ini adalah mengenang pengurbanan Nabi Ibrahim AS. Makna tersirat dari peristiwa ini adalah perlunya setiap kita menyembelih sifat-sifat kehewanan yang terdapat dalam hati masing-masing.
‘Arafah Miniatur Padang Mahsyar
Sekarang kita berada di dunia, sekarang satu miliar lebih manusia berkumpul di padang ‘Arafah ini. Situasi ini sebenarnya mengingatkan kita bahwa suatu hari nanti kita akan berkumpul seperi ini di padang mahsyar, kita dibangkit dari kubur menuju padang mahsyar secara bersama-sama.
Bahkan tidak membawa apa-apa. Pada saat itu tidak lagi berguna harta, anak-anak dan jabatan. Pada saat itu manusia tidak bisa lagi saling tolong- menolong, sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: '' Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua), pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. (QS. ‘Abasa: 33-36)