Apabila terjadi musim kering selama lebih dari 3 bulan per tahun, maka tanaman akan mengalami defisit air, sehingga menyebabkan tanaman lebih banyak menghasilkan bunga jantan, dan pertumbuhan buah lambat dan terbatas.
Selanjutnya faktor adanya kebakaran hutan, angin panas dan kabut asap yang mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis dan penyerapan unsur hara di dalam jaringan perakaran tanaman.
BACA JUGA:Beredar Video Duel Perkelahian Pelajar di Bendungan Seluma, Polisi Turun Tangan
BACA JUGA:Pemkab Seluma Salurkan Bantuan Untuk Korban Penganiayaan
Sifat genetik tanaman dalam berproduksi dibagi dua. Yaitu musim trek dan musim panen puncak. Tidak adanya upaya meminimalisir kehilangan air dari permukaan tanah dan pencegahan air agar tidak keluar dari areal pertanaman.
Namun jangan khawatir. Meskipun musim trek sawit ini sering terjadi dan menimpa banyak pemilik kebun, tapi sebenarnya hal ini dapat dilakukan pencegahan dan strateginya. Apa saja strategi untuk atasi musim trek sawit? Berikut strareginya.
BACA JUGA:Pengamanan Pilkada di Seluma Harus Lebih Ekstra
Pencegahan pertama yang harus dilakukan adalah pengelola perkebunan haruslah selalu memastikan bahwa asupan kebutuhan air di sekitar tanaman tetaplah cukup dan seimbang. Tidak boleh berlebihan dan tidak boleh berkekurangan.
Tanaman ini memerlukan asupan air yang cukup banyak. Maka jika pada musim kemarau hal ini dapat menjadi pemicu jika tidak ditanggulangi sebelumnya.
BACA JUGA:Belum Banyak Yang Tau, Ini Makna Lambang Kabupaten Seluma
BACA JUGA:Pabrik UMKM Home Industri CPO Dihentikan, Puluhan Buruh Seluma Kehilangan Penghasilan
Selain masalah air, unsur hara pada tanah juga harus diperhatikan. Jika keseimbangan unsur hara terganggu atau unsur hara menipis, maka akan menyebabkan trek sawit dan tidak menghasilkan buah sama sekali.