BACA JUGA:Segini Target BKKBN Turunkan Angka Stunting di Bengkulu pada Tahun 2024
BACA JUGA:Data Kependudukan BKKBN Memperkuat Konvergensi Penurunan Stunting
Namun, jika melihat capaian angka prevalensi stunting untuk Provinsi Bengkulu mengalami kenaikan sebesar 0,4% dimana tahun 2022 sebesar 19,8%. Sedangkan di tahun 2023 sebesar 20,2%.
Kenaikan angka prevalensi stunting di Provinsi Bengkulu ini harus menjadi bahan evaluasi kita bersama. Kita berharap tahun 2024 ini bisa mencapai target angka prevalensi sebesar 12,5% sesuai dengan target provinsi.
BACA JUGA:BKKBN Dorong Kolaborasi Masyarakat Turunkan Stunting
BACA JUGA:Pusdiklat Bangga Kencana Lakukan Penilaian Akreditasi Balatbang BKKBN Bengkulu
Upaya - upaya untuk menekan stunting ini yakni dengan menekan usia perkawinan dini, menekan kasus-kasus perceraian pada keluarga dan mengupayakan mental helt.
Pada sisi lain kita juga masih harus berjuang untuk meminimalisasi kemiskinan ekstrem yang kita tahu korelasinya sangat erat dengan upaya mewujudkan keluarga yang tentram mandiri dan bahagia.
BACA JUGA:Cegah Stunting, BKKBN Dorong Revolusi Makan Ikan
BACA JUGA: Demi Masyarakat, Bupati Mian Ajukan Program Bangga Kencana dan Pengentasan Stunting ke BKKBN Pusat
Khairil mengatakan, persoalan stuting merupakan satu diantara persoalan bangsa Indonesia. Baik menyangkut kesehatan, pendidikan, ekonomi maupun sosial budaya, sehingga cita-cita bangsa menjadikan tahun 2045 sebagai Indonesia Emas dengan memanfaatkan bonus demografi mendapatkan tantangan yang lebih besar.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Tahun 2022, jumlah penduduk Provinsi Bengkulu sebesar 2.332.942 jiwa dengan tingkat laju pertumbuhan penduduk 1,48%. Jumlah penduduk tertinggi pada generasi Z ataupun duduk yang lahir tahun 1997 sampai 2012 atau perkiraan umur saat ini 8 sampai 23 tahun atau sebesar 28,94%.