Sementara itu Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu, Isnan Fajri yang turut hadir dalam Focus Group Discussion (FGD) kedua mengenai DDTS, menyampaikan apresiasinya atas dukungan Kementerian PUPR.
Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mewujudkan proyek ini.
"Kami sangat berterima kasih atas respon positif dari Kementerian PUPR. Anggaran yang disiapkan cukup besar, sekitar Rp 50 hingga Rp 70 miliar, sehingga perencanaan dan pelaksanaannya harus benar-benar matang," ujar Isnan.
Menurutnya, penataan kawasan DDTS akan mengedepankan kearifan lokal dengan tema alam dan nuansa tradisional khas Bengkulu, yang dipadukan harmonis dengan sentuhan arsitektur modern.
Ini menjadi bukti bahwa identitas budaya lokal dapat tetap hidup dan relevan di tengah perkembangan zaman.
Proyek penataan DDTS akan mencakup pembangunan sejumlah fasilitas, seperti Panggung Gedang, jogging track, kios suvenir dan kuliner, serta lahan parkir yang luas dengan kapasitas 245 mobil dan 320 motor per hari.
Fasilitas ini dirancang agar pengunjung dapat menikmati suasana alam sambil merasakan kenyamanan dari infrastruktur modern.
FGD kedua ini dijadwalkan berlangsung hingga Kamis, 22 Agustus 2024, untuk memfinalisasi anggaran dan rencana pelaksanaan proyek.
Jika semua berjalan lancar, proses lelang akan dimulai pada akhir tahun ini, dengan target pelaksanaan konstruksi di awal tahun 2025.
Pemerintah Provinsi Bengkulu berharap DDTS dapat menjadi magnet baru bagi wisatawan, sekaligus menjadi sarana untuk melestarikan dan mempromosikan budaya lokal.
DDTS tidak hanya dirancang sebagai tempat rekreasi, tetapi juga sebagai simbol sinergi antara budaya, alam, dan modernitas.
"Dengan adanya ruang ini, diharapkan masyarakat dapat terus menjaga dan mengembangkan warisan budaya Bengkulu, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi lokal melalui pariwisata." Katanya