Katakanlah, “(1) Jika bapak-bapakmu, (2) anak-anakmu, (3) saudara-saudaramu, (4) istri-istrimu, (5) keluargamu, (6) harta kekayaan yang kamu usahakan, (7) perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, (8) dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah Memberikan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
Hal ini dilakukan dengan menjauhi hawa nafsu, meninggalkan kemalasan, senantiasa dalam ketaatan, dan mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai macam ibadah sunnah.
Ia meninggalkan maksiat karena cinta kepada Allah. Mengapa begitu? Karena, seorang pencinta pasti akan mematuhi Kekasihnya. Sedang cara terbaik dalam meninggalkan maksiat adalah cara para pencinta, dan ketaatan yang terbaik juga adalah ketaatan para pencinta.
Ada perbedaan besar antara orang yang meninggalkan maksiat karena cinta dan taat kepada Allah, dengan orang yang meninggalkan maksiat karena takut akan siksa-Nya. Sementara ketaatan bagi seorang pecinta adalah bukti cinta kepada Allah.
Dan diantaranya ada tiga amalan yang paling dicintai oleh Allah. Hal tersebut pernah ditanyakan oleh sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu kepada Rasulullah.
أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ ؟ قَلَ: الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِها, قُلْتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَلَ : ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قُلْتٌ : ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ ثُمَّ جِهَادُ فِي سَبِيْلِ الله
“Wahai Rasulullah, amalan apa yang paling dicintai Allah ??” Beliau Rasulullah bersabda, “Shalat tepat pada waktunya.”
“Lalu apa lagi,” lanjutnya.
Beliau pun menjawab.
“Berbakti kepada kedua orang tua.”
“Kemudian apa lagi?”
Maka beliau menjawab, “Berjihad di Jalan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)