Generasi Z, yaitu mereka yang lahir pada periode 1997 hingga 2012, tercatat sebanyak 69.040 jiwa. Kelompok ini, meski baru pertama kali akan menggunakan hak pilih dalam Pilwakot 2024, memiliki potensi untuk membawa perubahan dengan perspektif yang lebih segar dan modern.
Sementara itu, generasi yang lebih tua seperti Baby Boomers (kelahiran 1946-1964) juga masih aktif dalam proses demokrasi.
Sebanyak 30.789 orang dari generasi milenial di Kota Bengkulu tercatat sebagai pemilih, menunjukkan bahwa meskipun lebih sedikit jumlahnya dibandingkan generasi yang lebih muda, mereka tetap memberikan kontribusi signifikan.
Di sisi lain, generasi Pre-Boomers, yaitu mereka yang lahir sebelum tahun 1945, hanya berjumlah 2.197 jiwa.
Bambang Meiliyansyah berharap agar seluruh masyarakat Kota Bengkulu, tanpa memandang generasi, dapat turut serta menyukseskan Pilwakot 2024.
Ia menekankan pentingnya partisipasi aktif warga negara dalam menggunakan hak pilihnya, mengingat Pilwakot adalah kesempatan untuk menentukan arah kepemimpinan dan kebijakan Kota Bengkulu selama lima tahun ke depan.
"Kami dari KPU Kota Bengkulu mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menyukseskan Pilwakot 2024 ini. Jangan sia-siakan kesempatan untuk memilih pemimpin yang akan membawa perubahan bagi Kota Bengkulu. Kami juga mengimbau agar masyarakat tidak golput dan menggunakan hak pilihnya pada 27 November 2024," ujar Bambang.
Dengan dominasi generasi milenial dalam DPT, Pilwakot 2024 diperkirakan akan menjadi ajang penting untuk mengukur sejauh mana partisipasi politik generasi muda dalam menentukan masa depan kota mereka.
Baik dari segi jumlah maupun potensi perubahan yang dibawa, pemilih muda diharapkan dapat membawa energi baru dan harapan bagi kemajuan Kota Bengkulu di masa mendatang.