General Manager PT Pelindo Regional 2 Bengkulu, S. Joko, menjelaskan bahwa pengerjaan tahap awal menggunakan satu unit alat berat jenis ekskavator.
“Ke depan, jumlah alat berat akan kita tambah secara bertahap sesuai kebutuhan lapangan,” ujar Joko.
Menurut Joko, pengerukan menggunakan ekskavator akan berlangsung selama sepekan, sebelum kemudian dilanjutkan dengan alat penyedot pasir (dredger) untuk mempercepat proses.
“Target kami, pengerukan ini bisa rampung dalam waktu satu bulan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Joko mengatakan bahwa pengerukan ini merupakan langkah strategis dalam menjaga kelangsungan aktivitas ekonomi melalui jalur laut. Ia pun menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan, mulai dari Pemerintah Provinsi Bengkulu hingga unsur Forkopimda dan pengguna jasa pelabuhan.
“Kolaborasi semua pihak sangat penting dalam menyukseskan pengerjaan ini. Kami berharap tidak ada kendala berarti ke depan, sehingga lalu lintas kapal bisa kembali berjalan normal,” ucap Joko.
Aktivitas Pelabuhan Pulau Baai sendiri merupakan salah satu nadi ekonomi Bengkulu. Selain sebagai gerbang ekspor komoditas unggulan seperti batu bara, karet, dan CPO, pelabuhan ini juga melayani angkutan barang kebutuhan pokok yang datang dari wilayah luar.
Kondisi pendangkalan yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir menimbulkan kekhawatiran dari para pelaku usaha, terutama mereka yang menggantungkan aktivitas distribusi barang melalui jalur laut. Bahkan, sejumlah jadwal pengapalan sempat tertunda akibat keterbatasan akses kapal besar ke pelabuhan.