Alur Pulau Baai Makin Dangkal, Pelindo Target Keruk 1.500 Kubik Pasir Per Hari

Alur Pulau Baai Makin Dangkal, Pelindo Target Keruk 1.500 Kubik Pasir Per Hari

Di lapangan, pengerukan dilakukan dengan dukungan peralatan berat. Ada tiga unit excavator, satu wheel loader, tiga dump truck, serta satu kapal keruk tipe hopper Nera 02. Dengan kombinasi armada ini, Pelindo menargetkan mampu mengangkat sedimentasi hingg-Windi-

 

 

Radar Bengkulu – Pendangkalan alur pelayaran Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, makin memprihatinkan. Jalur yang menjadi urat nadi logistik Provinsi Bengkulu ini sudah masuk kategori kritis. PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Bengkulu langsung bergerak cepat menanggulangi kondisi darurat ini, demi menjaga kelancaran distribusi barang dan bahan bakar, khususnya ke wilayah terpencil seperti Pulau Enggano.

Di lapangan, pengerukan dilakukan dengan dukungan peralatan berat. Ada tiga unit excavator, satu wheel loader, tiga dump truck, serta satu kapal keruk tipe hopper Nera 02. Dengan kombinasi armada ini, Pelindo menargetkan mampu mengangkat sedimentasi hingga 1.500 meter kubik per hari.

General Manager Pelindo Regional 2 Bengkulu, S. Joko, menjelaskan bahwa pihaknya saat ini tengah melakukan pengerukan intensif di alur pelayaran utama. Langkah ini sebagai respon cepat atas surat dari Gubernur Bengkulu yang mendesak Kementerian Perhubungan segera menunjuk Pelindo sebagai pelaksana penanganan alur kritis tersebut.

BACA JUGA:Gubernur Bengkulu Gerah Kinerja Pelindo Lamban, Pemprov Siap Ambil Alih Pengerukan Alur Pulau Baai

“Gubernur sudah turun langsung ke lapangan. Surat sudah dikirim ke pusat, dan kami langsung bergerak. Kami terus evaluasi progres pekerjaan setiap hari,” ujar Joko 

 

Pendangkalan ini bukan perkara sepele. Jalur pelayaran yang terlalu dangkal membuat kapal-kapal besar—termasuk kapal pengangkut BBM dan penumpang—tak bisa bersandar dengan aman. Ini berdampak langsung pada distribusi kebutuhan masyarakat, terutama untuk warga Enggano yang selama ini sangat bergantung pada transportasi laut.

 

“Kalau dibiarkan, logistik bisa terganggu. Itu sebabnya pengerukan jadi sangat mendesak,” tegas Joko.

 

Untuk memuluskan pekerjaan, Pelindo menggandeng PT Sarana Pengerukan Utama (SPU), satu-satunya perusahaan lokal yang memiliki izin usaha pengerukan. Kerja sama ini juga sejalan dengan rekomendasi dari pemerintah daerah dan asosiasi pelabuhan.

“Memang alat kami terbatas, tapi kami tetap berupaya maksimal. Kami juga selalu terbuka soal progresnya. Setiap perkembangan kami laporkan secara berkala,” kata Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: