Petani Kopi Bengkulu Tak Boleh Merugi Lagi, Gubernur Helmi Siapkan Langkah Strategis

Petani Kopi Bengkulu Tak Boleh Merugi Lagi, Gubernur Helmi Siapkan Langkah Strategis

Petani Kopi Bengkulu Tak Boleh Merugi Lagi, Gubernur Helmi Siapkan Langkah Strategis-poto ilustrasi-

 

RADAR BENGKULUGubernur Bengkulu Helmi Hasan kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap nasib petani, khususnya petani kopi. Melalui rapat ekspose bertajuk 'Mengembalikan Kejayaan Kopi Bengkulu' yang digelar di ruang rapat Merah Putih, Jumat (11/4), Gubernur menekankan pentingnya sertifikasi internasional untuk kopi asal Bumi Rafflesia.

Rapat yang dipimpin langsung oleh Pj Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni, ini juga diikuti oleh Gubernur Helmi Hasan secara daring.

Dalam arahannya, Helmi meminta seluruh jajarannya serius membenahi rantai produksi kopi dari hulu ke hilir, demi meningkatkan nilai jual kopi Bengkulu di pasar global.

“Petani kita sudah terlalu lama menjerit karena harga kopi yang tidak menentu. Dengan adanya program Kopi Bumi Merah Putih, kita ingin mereka memperoleh harga yang pantas dan layak,” tegas Helmi.

BACA JUGA:Pendapatan Pajak di Provinsi Bengkulu Meningkat, Sawit dan Kopi jadi Sumber Utama

Salah satu hambatan utama yang diungkapkan Helmi adalah belum adanya sertifikasi internasional yang melekat pada kopi Bengkulu. Akibatnya, kopi asal provinsi ini sulit menembus pasar ekspor karena tak memiliki pengakuan mutu global.

“Selama ini kualitas kopi kita bagus, tapi belum ada sertifikasi internasional. Buyer dari luar negeri itu butuh kepastian mutu. Kalau tidak tersertifikasi, mereka enggan beli,” ungkap Helmi.

Selain itu, ia juga menyoroti bahwa sebagian besar proses budidaya kopi di Bengkulu masih dilakukan secara tradisional, mulai dari penanaman, pembibitan, pemupukan, hingga panen. Helmi menilai, sudah saatnya seluruh proses tersebut ditingkatkan agar sesuai dengan standar internasional.

“Mau kopi kita tembus pasar dunia? Ya, harus ikuti standar dunia juga. Kita akan bantu para petani agar bisa mencapai itu,” katanya.

Tak hanya bicara soal kopi, Helmi juga mengungkapkan bahwa dirinya telah membuat kebijakan tegas agar pemerintah hadir langsung ketika hasil panen petani tidak terserap pasar.

“Saya sudah edarkan surat ke seluruh jajaran. Jika sayur, cabe, tomat, atau hasil pertanian lain tidak laku di pasar, maka pemerintah harus siap membeli. Kita harus bantu rakyat,” kata Helmi

Langkah ini, menurutnya, adalah bagian dari komitmen besar Pemprov Bengkulu untuk menjadi penyangga ekonomi petani di saat sulit. Gubernur tak ingin ada petani yang membuang hasil panennya karena harga anjlok atau tak ada pembeli.

Sementara itu, Pj Sekda Herwan Antoni mengungkapkan bahwa rapat kali ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Asosiasi Kopi Internasional yang memberikan masukan terkait pengembangan kopi Robusta di Bengkulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: