Kampung Batik Jadi Tempat Wisata Literasi Murid MIN 1 Bengkulu Tengah

Kampung Batik Jadi Tempat Wisata Literasi Murid MIN 1 Bengkulu Tengah

Murid MIN 1 sedang wisata Literasi kali ini yaitu mengunjungi Kampung Batik yang berada di Desa Panca Mukti Kecamatan Pondok Kelapa-Agus-radarbengkulu

radarbengkuluonline.id, Pondok Kelapa – Kepala Madrasah, Guru Pendamping, dan Siswa Kelas 6 MIN 1 Bengkulu Tengah melaksanakan salah satu program madrasah, yaitu Wisata Literasi. 

Wisata Literasi kali ini yaitu mengunjungi Kampung Batik yang berada di Desa Panca Mukti, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah.

BACA JUGA: Kasihan, Bupati Minta Gubernur Bengkulu Bantu Perbaiki Jalan Provinsi di Bengkulu Tengah

 

Dijelaskan Kepala MIN 1 Benteng Emiyati,M.Pd, proses pembelajaran di MIN 1 Benteng bukan hanya di dalam kelas, ada juga yang outdoor.

"Hal ini dilakukan agar anak-anak bisa melihat langsung pada sumber pembelajaran. Bukan hanya lewat buku atau media IT lainnya," terangnya. 

BACA JUGA:Saat Apel Gabungan, Bupati Bengkulu Tengah Tegur 2 Orang ASN

 

Ditambahkan, kunjungan ke Kampung Batik ini sangat mengesankan. Siswa beserta guru disambut dengan pelayanan yang prima. Murid dan guru diberikan informasi tentang sejarah berdirinya Kampung Batik dan disuguhkan minuman dan makanan hasil UKM di Desa Panca Mukti ini.

"Kampung Batik Panca Mukti ini sekarang satu-satunya Kampung Batik yang ada di Kabupaten Bengkulu Tengah. Batik Khas Bengkulu Tengah ini diberi nama “Sungai Lemau” yang memiliki ciri khas Bunga Raflesia, Gunung Bungkuk, Liku Sembilan, dan Batu Andesit," papar Emi.

BACA JUGA:Petani Sawit di Bengkulu Tengah Minta Gubernur Bengkulu Lakukan Intervensi

 

Dibagian lain, Lestari,S.Pd selaku koordinator Wisata Literasi ini menyampaikan bahwa siswa yang ikut diberikan kesempatan praktik langsung membuat batik. Mulai proses membuat pola gambar, mencanting pola-pola yang sudah dilukis, memberikan warna sampai kepada mengunci warna yang ada di bahan batik. 

"Anak-anak sangat antusias. Kreativitas anak-anak dikembangkan di sini, walaupun harus sedikit panas karena bahan mencanting gambar. Titik demi titik, garis demi garis pada pola batik  dikerjakan dengan kewaspadaan agar tidak terkena kulit anak-anak," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: