Banner disway

Sudah Ditolong Cabai, Inflasi Bengkulu Naik Tipis

Sudah Ditolong Cabai, Inflasi Bengkulu Naik Tipis

Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal -Iwan-

radarbengkuluonline.id — Bulan Mei 2025 mencatatkan geliat kecil di sektor harga kebutuhan warga Provinsi Bengkulu. Meski terbilang ringan, inflasi year on year (y-on-y) sebesar 0,39 persen tetap menjadi sorotan. Angka ini membuat Indeks Harga Konsumen (IHK) di Bengkulu berada di posisi 107,18, sebagaimana dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu.

Menurut Kepala BPS Provinsi Bengkulu Win Rizal, inflasi kali ini bukan tanpa sebab. Beberapa kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga yang berkontribusi pada inflasi. Salah satunya, kelompok pakaian dan alas kaki yang mengalami lonjakan hingga 1,12 persen. Disusul kelompok kesehatan dengan kenaikan tajam 2,12 persen, serta kelompok transportasi sebesar 0,28 persen.

BACA JUGA:100 Hari Kerja Helmi-Mian Didemo Aliansi Bengkulu Melawan



"Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga juga naik 0,19 persen. Termasuk perlengkapan dan perawatan rumah tangga sebesar 0,18 persen," jelas Win Rizal saat konferensi pers, Senin (2/6).

Win Rizal tak ragu menyebut beberapa komoditas utama penyumbang inflasi di Bengkulu. Seperti emas perhiasan, santan segar, sigaret kretek mesin (SKM),  minyak goreng.

BACA JUGA:Anggota Dewan Menyatakan Mukomuko Bisa Minta Bergabung ke Sumatera Barat



Khusus harga emas, lonjakan dipengaruhi oleh pergerakan global yang membuat emas tetap jadi primadona investasi. Bahkan untuk skala rumah tangga. 

“Meskipun bukan kebutuhan pokok, kenaikan harga emas cukup signifikan menyumbang inflasi,” ujar Win.

Sedangkan santan segar yang biasanya dibutuhkan untuk kebutuhan dapur dan hajatan warga, ikut memicu inflasi karena meningkatnya permintaan lokal. Begitu pula dengan SKM yang konsumennya tetap tinggi di wilayah Sumatera bagian selatan.

BACA JUGA: Bupati dan Wabup Bengkulu Tengah Paparkan Keberhasilan Program 100 Hari Kerja



Namun, tidak semua harga ikut naik. Ada juga “penolong” inflasi yang ikut menahan lajunya. Diantaranya: cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih yang harganya justru turun akibat melimpahnya pasokan dari luar daerah.

“Produksi lokal cabai juga meningkat pada Mei ini, sehingga suplai melimpah. Kita juga mendapatkan tambahan stok dari sentra pertanian di luar Provinsi Bengkulu,” jelas Win.

BACA JUGA:Banyak Warga Antre di Pasar Murah Pemprov Bengkulu, Harganya Lebih Miring



Hal serupa terjadi pada harga angkutan antarkota dan kendaraan travel yang mengalami penurunan pasca momen Idulfitri. Tarif tuslah yang biasanya membumbung tinggi saat lebaran, kini kembali normal.

Namun menjelang Idul Adha, tren harga kembali bergeser. Permintaan tinggi terhadap hewan ternak seperti sapi potong, kerbau, dan kambing, mulai mendorong harga naik. Win menyebutkan, kenaikan ini sudah menjadi pola tahunan yang hampir pasti terjadi jelang hari raya kurban.

BACA JUGA:Transparansi Pengerukan Pulau Baai Dipertanyakan, Teuku Desak Pelindo Buka-bukaan



"Permintaan meningkat tajam, jadi kenaikan harga hewan ternak seperti sapi dan kambing sangat wajar," imbuhnya.

Dengan inflasi yang masih terkendali, Win memastikan bahwa kondisi ekonomi di Provinsi Bengkulu masih stabil. Namun ia mengingatkan perlunya kewaspadaan terhadap gejolak harga musiman yang biasa terjadi saat Idul Adha dan akhir tahun.

BACA JUGA:Walikota Siap Kelola PTM dan Mega Secara Profesional



BPS juga terus memantau pergerakan harga secara berkala. Termasuk menggandeng Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk mengantisipasi potensi lonjakan harga kebutuhan pokok.

“Kita harap tren ini tetap landai. Kolaborasi semua pihak sangat penting agar inflasi tidak melonjak tajam. Apalagi menjelang hari-hari besar keagamaan,” tutur Win Rizal. 

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: