Banner disway

HMI Bengkulu Ingatkan Dampak Penambangan Emas, Bisa Ancam Krisis Ekologis

HMI Bengkulu Ingatkan  Dampak Penambangan Emas, Bisa  Ancam Krisis Ekologis

Ketua Umum HMI Cabang Bengkulu Anjar Wahyu Wijaya,-Windi Junius-Radar Bengkulu

Berbagai organisasi lingkungan dan akademisi menolak proyek tersebut karena dinilai berpotensi menimbulkan kerusakan besar. Seperti longsor, banjir, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Pemerintah Provinsi Bengkulu sendiri masih menahan rekomendasi Pinjam Pakai Kawasan Hutan (PPKH) yang menjadi syarat utama izin tambang tersebut.

BACA JUGA:Disambut Meriah, Bunda PAUD Kota Bengkulu Pantau Makan Bergizi Gratis

 

“Kita tidak bisa terus-menerus mengorbankan hutan demi investasi. Sekali hutan rusak, sulit untuk dipulihkan,” kata Anjar.

Sebagai tindak lanjut dari keprihatinan itu, HMI Bengkulu berencana meluncurkan Gerakan Mahasiswa Hijau—sebuah inisiatif kolektif yang berfokus pada advokasi, edukasi publik, dan kampanye pelestarian lingkungan hidup serta perubahan iklim.

BACA JUGA:Kejaksaan Tinggi Bengkulu Sambut Baik Kunjungan Silaturahmi Kepala BPOM

 

Gerakan ini diharapkan menjadi wadah bagi mahasiswa dan komunitas muda untuk berperan aktif menjaga kelestarian alam Bengkulu, sekaligus mengawal kebijakan pemerintah agar berpihak pada keberlanjutan.

“Krisis iklim ini nyata. Cuaca ekstrem makin sering, musim tanam petani terganggu, hasil laut menurun. Ini alarm keras bagi semua pihak, bukan hanya aktivis,” tegas Anjar.

BACA JUGA:Perindo Provinsi Bengkulu Berkomitmen Menghadirkan Perubahan Nyata Bagi Masyarakat

 

HMI Bengkulu mengingatkan bahwa menjaga lingkungan bukan hanya tugas segelintir aktivis, melainkan tanggung jawab moral seluruh elemen masyarakat—mulai dari akademisi, pemerintah, pelaku usaha, hingga komunitas lokal.

 

“Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Alam Bengkulu bukan sumber ekonomi semata, tapi warisan bagi generasi berikutnya,” tutup Anjar. 

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: