Hearing Bersama Nelayan, DKP dan Komisi 1 Sepakat Bangun Pabrik Es

Hearing Bersama Nelayan, DKP dan Komisi 1 Sepakat Bangun Pabrik Es

RBO  >>>  BENGKULU  >>>   Menyikapi soal keluhan nelayan terkait minimnya ketersediaan es di Kota Bengkulu, kemarin komisi 1, Dinas Kelautan dan Perikanan dan nelayan menggelar hearing. Disepakati bahwa pada tahun 2020 ini ditargetkan pemerintah sudah membangun 1 pabrik es.

"In sya Allah di tahun 2020, akan dibangun pabrik es. Sumber dananya akan kita perjuangkan di kementerian dan APBD P. Semoga saja bisa terealisasi. Itu target kita," sampai Anggota Komisi 1 Iswandi Ruslan.

      Anggota komisi 1 yang nampak hadir dalam hearing antara lain Sudisman, H Ariyono Gumay, Nuzuludin, Bambang dan Pudi Hartono. Pihak pemkot dihadiri langsung Kepala Dinas Kelautan Syafriandi ST M.Si.

      Disisi lain disampaikan anggota dewan Kota Sudisman, S.Sos bahwa informasi dari nelayan akan segera disikapi. Upaya yang dilakukan antara lain akan diakomodir di APBD Perubahan, dan menjajaki bantuan ke kementerian, sehingga bisa memenuhi kebutuhan es para nelayan.

      "Ini informasi yang layak ditindaklanjuti," tegas Dia.

      Versi Kadis DKP, Syafriandi diinformasikan olehnya bahwa kondisinya saat ini kapasitas 3 mesin yang ada di Bengkulu hanya mampu hasilkan 75 ton perhari. Idealnya kebutuhan perharinya ratusan ton ketika musim ikan. Lalu tahun 2020 ini DKP kota sudah ajukan pembangunan pabrik es,namun sayangnya belum diakomodir. Maka pada APBD Perubahan 2020 ini diharapkan dapat diakomodir anggaran untuk pabrik es.

      "Lahan sudah ada. Kami harap benar- benar bisa terealisasi di APBD P 2020. Sekedar info juga, tahun ini kita dapat bantuan salah satunya kita tahun ini dapat bantuan eksavator khusus untuk nelayan. Informasi bahwa memang ada anggaran untuk 1 pabrik mesin es di kementerian itu,maka kita harap anggaran itu didapat oleh Kota Bengkulu. Dan diharapkan pula pada APBDP tetap dianggarkan, sehingga pada saat musim ikan bisa akomodir kebutuhan es bagi nelayan," sampai Syafriandi.

      Dalam hearing terungkap bahwa nelayan butuh pabrik es demi memenuhi kebutuhan. Sebab selama ini nelayan dan pedagang kesulitan mendapati es, sehingga menyebabkan ikan yang rencananya akan dikirim ke luar menjadi gagal kirim karena kwalitas ikan yang menurun akibat kekurangan es. Untuk itu nelayan berharap pemerintah dan dewan lebih aktif melihat kondisi nelayan dan pedagang ikan.

      Salah seorang pedagang bernama Deti menceritakan yang dialami, selama 4 bulan ini sangat sulit mendapatkan es. Bahkan mau belipun sulit karena memang ketersediaan es sangat langka. "Saya merugi pak. Pernah ikan kami membusuk karena sulitnya dapat es. Kami butuh pemerintah segera bangun pabrik es khusus untuk kota Bengkulu. Bapak- bapak dewan lah yang bisa perjuangkan aspirasi kami," sampainya.

      Lalu pihak nelayan juga mengkritisi soal bantuan-bantuan yang dinilai tidak tepat sasaran. Untuk itu nelayan berharap pemerintah lebih tegas dan cek ke lapangan.

      Dibenarkan oleh nelayan bahwa sejauh ini ada 3 pabrik es yang  hanya produksi 800 batang es perpabrik, dan itu tidak mampu akomodir semua kebutuhan nelayan. Terkadang ada juga persoalan air baku yang menguning, sehingga kwalitas es menjadi tidak bagus.

"Apalagi saat ini lagi musim ikan, bertonton ikan bisa dihasilkan nelayan, namun sayangnya ketersediaan es tidak bisa mengakomodir kebutuhan kami. Maka kami harap pemerintah dapat memberikan solusi," sambungnya. (lay).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: