Menyingkap Tambo Suku Rejang di Provinsi Bengkulu (19) - Marga Tubai di Bagi Jadi Dua

Menyingkap Tambo Suku Rejang di Provinsi Bengkulu (19) - Marga Tubai di Bagi Jadi Dua

kawasan objek wisata Bukit Kandis yang terletak di Desa Durian Demang, Kecamatan Karang Tinggi, Bengkulu Tengah ini termasuk wilayah Suku Rejang-Dok/RBO-radarbengkulu.disway.id

 

Marga Tubai di Bagi Jadi Dua

SUKU Rejang merupakan salah satu nama suku yang mendiami Provinsi Bengkulu. Suku ini sudah mempunyai budaya tinggi. Mereka sudah mempunyai huruf sendiri. Untuk mengetahui suku tersebut, silakan baca liputannya yang ke 19 dari 25 tulisan yang akan diturunkan secara bersambung .

AZMALIAR ZAROS – Kota Bengkulu

 

 

 

 

 

RADARBENGKULU.DISWAY.ID - Ki Pandan ini beranak 12 Orang. Yaitu 9 orang laki-laki dan 3 orang perempuan. Sedangkan Ki Pati (Setio Moeara Depati) beranak 7 orang.

 

 

 

 

 

Oleh karena Ki Pati, anaknya yang tua dan tinggal berdiam di Pagar Boelan, maka ditetapkanlah beliau disana menjadi satu tiang pula.

Selain daripada itu beliau minta pada Tuan Rajo seorang anaknya yang laki-laki akan menjadi tanda persatuan juga, yang mana diberi anak Rajo bernama Bujang Riki dengan perjanjian yang anak ini mesti dianggap bukannya anak angkat.

 

 

 

 

 

Melainkan seperti anak kandung. Jadi, cukuplan anak Tuan Setio Moero Depati menjadi 8 orang semuanya. Yang menjadi rajo Marga Tubai ialah Tuan Rajo.

Tetapi Setio Moeara Depati menjadi satu tiang yang berdiri sendiri di dalam Marga Tubai. Waktu mendirikan Tiang IV satu dengan rajanya, maka Tuan Rajo diangkat menjadi rajo dan diterangkan bahwa Tubai dibagi dia menjadi dua bagian yang utuh.

 

 

 

 

 

Yaitu sebagian dari Marga Tubai tinggal tetap pada Setio Moeara Depati untuk menggenapkan empat tiang dan satu tiang tempat rajonya.

Sungguhpun kepala Marga Tubai dua, tetapi Bang Megonya masih tetap satu juga. Yaitu Marga Tubai. Untuk menerangkan bahwa dua tiang itu masih satu asal, maka bahagian tuan Rajo dinamakan mereka Suku IX.

 

 

 

 

 

Ini disebut demikian karena beliau beranak 9 orang laki-laki. Sedangkan bagian dari Setio Moeara Depati Suku nan VIII, karena beliau minta disebut anaknya 8 (perkataan suku ialah Bahasa Minangkabau).

Marga kemudian tetaplah nama suku IX dan Suku VIII yang mana sebenarnya Bang Mego keduanya itu Tubai. Sebagaimana diceritakan bahwa Setio Moeara Depati , yaitu saudara Tuan dari Tuan Rajo Lebong menjanjikan satu cabang dari dari Tiang IV dan berkedudukan di Karang Anyar, Dekat Pagar Agung.

 

 

 

 

 

Beliau itu mempunyai putra 7 orang. Yaitu Rio Tjende, Rio Oeloeng, Rio Mambau, Rio Moedo,nRio Tjili, Rio Pidjar dan Rio Bas.

Yang menjadi pengganti Tuan Setio Moearo Depati ialah Tuan Rio Tjende. Waktu beliau ini memerintah, maka tempat kedudukan rajo dipindahkannya dari Karang Anyar ke Teras Mambang (dekat Semelako).

 

 

 

 

 

Masa pemerintahan Tuan Rio Tjende ini, dusun Teras Mambang ditimpa marabahaya alam yang hebat. Ada yang mengatakan disebabkan oleh letusan gunung belerang hingga dusun itu tenggelam dan penduduknya mati sama sekali.

Begitu pula Tuan Rio Tjendo, Toean Rio Oeloeng, Tuan Rio Mambau, Tuan Rio Moeda dan Tuan Rio Tjili mati yang ditimpa marabahaya itu.

 

 

 

 

 

Cuma Tuan Rio Pidjar dan Tuan Rio Bas ang tidak mati. Sebab waktu itu Dusun Teras Mambang tenggelam, tuan Rio yang dua ini sedang berjalan di luar tanah Lebong.(bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: