MEDIA SOSIAL SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN DEMOKRASI DAN TOLERANSI

MEDIA SOSIAL SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN DEMOKRASI DAN TOLERANSI

MEDIA SOSIAL SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN DEMOKRASI DAN TOLERANSI

RBO, CURUP - Bapak Presiden Republik Indonesia memberikan arahan tentang pentingnya Sumber Daya Manusia yang memiliki talenta digital. Ditindak lanjuti oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aptika memiliki target hingga tahun 2024 untuk menjangkau 50 juta masyarakat agar mendapatkan literasi di bidang digital dengan secara spesifik untuk tahun 2021. Target yang telah dicanangkan adalah 12,5 juta masyarakat dari berbagai kalangan untuk mendapatkan literasi dibidang digital. Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung, Rabu, 18 Agustus 2021, Jam 13.00 WIB.

Sebagai Keynote Speaker adalah Gubernur Provinsi Bengkulu yaitu, Dr. drh. H. Rohidin Mersyah, M.M.A., dan Bp. Presiden RI Bapak Jokowi memberikan sambutan pula dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

HENDI ANWAR, S.T., M.T (Dosen TELKOM University), pada pilar KECAKAPAN DIGITAL. Hendi memaparkan tema “POSITIF, KREATIF, DAN AMAN DI INTERNET”. Dalam pemaparannya, Hendi menjabarkan kecakapan digital di pandemi Covid-19, antara lain kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah, kolaborasi dan kepemimpinan, ketangkasan dan kemampuan beradaptasi, inisiatif dan berjiwa entrepreneur, mampu berkomunikasi efektif baik secara oral maupun tertulis, mampu mengakses dan menganalisis informasi, serta memiliki rasa ingin tahu dan imajinasi. Internet positif adalah suatu kebiakan kominfo untuk mengendalikan beberapa konten dari website, meliputi tercapainya internet yg amandan diakses disegala usia, menjaga moral, nilai etika dan segala kaidah, serta menghemat dari segala pemborosan akses internet. Internet positif, meliputi perlakukan email secara pribadi, tidak membicarakan orang lain, serta jangan terlalu banyak mengutip.

Tips menggunakan internet yang positif, kreatif serta aman, antara lain menunjukan hal yang positif dan kreatif didalam dunia maya serta memberikan dukungan, mencerna dan menyaring berita atau infomrasi yang beredar di platform digital, serta tidak meneyebarluaskan informasi pribadi. Kunci dalam berinternet, kreatif, dan aman, meliputi pikirkan sebelum menerima sebuah permintaan, pikirkan dahulu sebelum mengirim sesuatu, serta pikirkan dahulu mengunggah sesuatu.

Dilanjutkan dengan pilar KEAMANAN DIGITAL, oleh SEKARTAJI AYUWANGI, CH., CHT., CI (Psikoterapis Holistik). Sekar mengangkat tema “KENALI DAN PAHAMI: REKAM JEJAK DI ERA DIGITAL”. Sekar membahas rekam jejak digital adalah tapak data yang tertinggal setelah aktifitas di internet atau media sosial baik berupa profil diri, foto, tulisan, dan lokasi. Dokumentasi yang positif masyarakat memiliki pengetahuan kesadaran kebijaksanaan dalam pemanfaatnya, namun bisa bersifat negatif jika kita tidak memahami faktor resiko yang timbul dari jejak digital di media sosial. Identitas digital di media sosial merupakan instrumen yg digunakan untuk membuktikan eksistensi seseorang di dunia digital, tempat wadah manusia untuk mengapresikan diri sendiri. Pahami jejak digital agar aman di media sosial, dengan cara pilah dan pilih informasi yang akan disebar, jangan mudah percaya berita yang tidak masuk akal, gunakan password yang tidak mudah diretas, tinggalkan jejak yang positif agar tidak mudah terpancing dengan berita negatif atau ikut menyebarkan, serta menjaga ketenangan diri jika mendapat informasi yang mengganggu keamanan dan kenyamanan diri segera konsultasikan ke pihak yang dapat dipercaya.

Esensinya mahluk manusia adalah makhluk adaptif kemampuan tinggi dalam berbagai dinamika, alam, sosial, emosi. Kecerdasan emosi dalam penggunaan teknologi, meliputi mampu untuk mengelola emosi yang ada dalam diri, emosi positif dan negatif sebagai hasil dari keadaan atau dinamika yang ada di diri sendiri. Lakukan detoks emosi negatif dengan mencintai diri sendiri, melepas emosi negatif yang menghambat proses penemuan diri, serta memberikan ruang bagi diri untuk proses pelepasan emosi negatif yang tepat.

Pilar BUDAYA DIGITAL, oleh EKO FRANSISKO, S.P., M.SI (Ketua Program Studi Argoteknologi Universitas Pat Petulai). Eko memberikan materi dengan tema “MEDIA SOSIAL SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN DEMOKRASI DAN TOLERANSI”. Eko menjelaskan peran media sosial dalam perkembangan demokrasi antara lain, media informasi atau sosialisasi, peran aktif media sosial dimanfaatkan untuk menumbuhkan kembangkan kematangan demokrasi suatu bangsa. Mempercepat akses penyebaran informasi, berbagai informasi terkait regulasi, himbauan, dan berbagai peraturan dapat dengan mudah tersosialisasikan kepada masyarakat melalui media sosial. Media untuk menyampaikan aspirasi dan kritik. Serta, melatih masyarakat untuk bijak dan bertoleransi, masyrakat harus mulai terbiasa untuk bijak dalam merespon suatu unggahan di media sosial.

Tips pemanfaatan media sosial bagi kalangan remaja sebagai media berdemokrasi dan bertolerasi diantaranya, memperkaya literasi global, membatasi penggunaan gawai, lebih banyak mengakses konten pembelajaran, budayakan baca dan pahami isinya, membuka diri terhadap perbedaan, serta mengunggah hal positif dan bermanfaat. Dalam demokrasi media termasuk pilar keempat, karena dianggap lebih netral dan bebas dari unsur kekuasaan Negara.

Narasumber terakhir pada pilar ETIKA DIGITAL, oleh VERDA YENI, A.MD (Wakil Ketua Pendamping TKSPD atau Tenaga Kesejahteraan Sosial Penyandang Disabilitas Kabupaten Rejang Lebong). Verda mengangkat “INFODEMIK: PENYEBAB DAN DAMPAK BURUK BAGI PENANGGULANGAN PANDEMI COVID-19”. Verda menjelaskan masyarakat di daerah bersikap acuh terhadap corona, padahal gejala-gejala yang ditimbulkan korona bagi sebagian besar masyarakat menganggap itu hal yang biasa. Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan.

Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, seperti lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa, anak-anak, dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019.

Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan. Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus corona. Saat ini, Indonesia sedang melakukan vaksinasi COVID-19 secara berkala ke masyarakat Indonesia. Meskipun vaksinasi sudah mulai di jalankan, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan terinfeksi virus ini, meliputi terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal satu meter dari orang lain, jangan ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak, gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, serta rutin mencuci tangan dengan air.

Webinar diakhiri, oleh FELICIA (Influencer dengan Followers 37,6 Ribu). Felicia menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber, berupa tips menggunakan internet yang positif, kreatif serta aman, antara lain menunjukan hal yang positif dan kreatif didalam dunia maya serta memberikan dukungan, mencerna dan menyaring berita atau infomrasi yang beredar di platform digital, serta tidak meneyebarluaskan informasi pribadi. Pahami jejak digital agar aman di media sosial, dengan cara pilah dan pilih informasi yang akan disebar, jangan mudah percaya berita yang tidak masuk akal, gunakan password yang tidak mudah diretas, tinggalakan jejak yang positif agar tidak mudah terpancing dengan berita negatif atau ikut menyebarkan, serta menjaga ketenangan diri jika mendapat informasi yang mengganggu keamanan dan kenyamanan diri segera konsultasikan ke pihak yang dapat dipercaya.

Tips pemanfaatan media sosial bagi kalangan remaja sebagai media berdemokrasi dan bertolerasi diantaranya, memperkaya literasi global, membatasi penggunaan gawai, lebih banyak mengakses konten pembelajaran, budayakan baca dan pahami isinya, membuka diri terhadap perbedaan, serta mengunggah hal positif dan bermanfaat. cara pencegahan virus corona, dengan menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan terinfeksi virus ini, meliputi terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal satu meter dari orang lain, jangan ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak, gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, serta rutin mencuci tangan dengan air. (rls)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: