Minyak Goreng Masih Langka, Harga Sawit Tersandung

Minyak Goreng Masih Langka, Harga Sawit Tersandung

radarbengkuluonline.com, MUKOMUKO - Ketersediaan minyak goreng di Kabupaten Mukomuko masih langka. Baik itu minyak goreng kemasan premium, sederhana, maupun minyak goreng curah. Kabar ini dibenarkan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop-UKM) setempat, Ruri Irwandi, ST., MT. "Tim dari Disperindag sudah turun ke lapangan, pasar maupun toko manisan. Sampai hari ini (Minggu, 6/3) minyak goreng memang masih langka," kata Ruri ketika dihubungi radarbengkuluonline.com  Minggu. Ia mengatakan, kelangkaan minyak goreng di Mukomuko ini karena memang barang tidak ada dari tingkat suplayer. Jadi, lanjut Ruri, tidak ada indikasi penimbunan oleh oknum di Mukomuko. "Barangnya (minyak goreng) dari suplayer itu memang tidak ada," tegasnya. Disperindag berencana akan melayangkan surat ke suplayer - suplayer yang mengisi minyak goreng di Mukomuko. Tujuannya untuk meminta mereka menyuplai kebutuhan minyak goreng di Mukomuko. "Selain itu, kami juga bakal koordinasi dengan Bulog dan Pemprov. Apakah mungkin mereka bisa membantu mungkin semacam bazaar di Mukomuko nanti. Intinya kami terus mencari solusi," demikian Ruri. Ribuan Liter Batal Dikirim Robi, salah seorang pemilik toko manisan grosir di Jalan Danau Nibung menuturkan, ia sempat memesan sekitar 1.200 liter minyak goreng kemasan dari suplayer asal Sumbar. Janji pihak suplayer akan mengirim barang hari Sabtu (5/3). Namun barang yang ditunggu oleh masyarakat Mukomuko itu batal dikirim hari itu. "Alasan mereka (suplayer) pesanan banyak jadi belum sempat kirim barang ke Mukomuko. Kalau janji mereka Rabu (9/3) mendatang bakal ngirim barang. Muda-mudahan lah," sampainya. Harga Sawit Tersandung Ditengah kelangkaan minyak goreng di Mukomuko, harga bahan bakunya, yakni tandan buah segar (TBS) atau buah sawit di daerah ini juga sedang tersandung dan nyungsep. Meski harga sawit sebelumnya sempat menyentuh harga Rp 3.580 per kilogram pada awal Maret lalu, mulai Sabtu (5/3) harga sawit terjun. Turun mulai Rp 70 - Rp 180 per kilogram di belasan pabrik CPO di Mukomuko. "Awal Maret kemarin harga di pabrik rata-rata Rp 3.350 sampai Rp 3.400 per kilo, sekarang rata-rata tinggal Rp 3.260. Muda-mudahan kembali naik," ungkap pejabat fungsional Bidang Perkebunan, Dinas Pertanian, Sudiyanto. Ia pun merilis harga sawit terbaru mulai Sabtu (5/3) yakni sebagai berikut: PT. SAPTA Rp 3.110, PT. KSM Rp 3.260, PT. MMIL Rp 3.240, PT. SAP Rp 3.210, PT. KAS Rp 3.220, PT. DDP Rp 3.260, PT. USM Rp 3.450, PT. BMK Rp 3.280, dan PT. GSS Rp 3.280 per kilogram. (sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: