Ini Dia Data dan Fakta Unik Nama-Nama Kelurahan di Kota Bengkulu (54)
Inilah salah satu bagian dari Kelurahan Tanjung Jaya-Azmaliar Zaros-
54. Kelurahan Tanjung Jaya
Yang cukup menarik dilihat disini adalah Dusun Besar dengan Sawah Lebar dan Sawah Lebar Baru yang sedang di Bajak petani. Sekarang daerah ini dipelihara dengan baik dan di Kandang dengan Kandang Limun, serta diberi Pagar Dewa.
Kalau tidak demikian, Rawa Makmur, Rawa Makmur Permai, Pematang Gubernur bisa rusak Jitra yang bersejarah itu. Karena, di sana ada Jalan Gedang, Pondok Besi, Pintu Batu, Tanah Patah yang memiliki Sumur Meleleh terus menerus.
Di Pondok Besi ini ada Padang Harapan yang di Tengah Padang-nya selalu Sukarami. Di sana penuh dengan Kebun Roos, Kebun Keling, Kebun Geran, Kebun Dahri, Kebun Kenanga yang ramai dikunjungi wanita.
Kebetulan, daerah ini berdekatan dengan Pasar Bengkulu, Pasar Baru, Pasar Melintang, Pintu Batu, Pekan Sabtu yang Sukamerindu-kan Pengantungan, Penurunan yang sekarang masih ada Berkas-nya.
Rangkaian kalimat yang mengiringi kata bergaris tebal atau hitam itu merupakan pengantar dari sebagian nama dari 67 kelurahan di Kota Bengkulu yang unik. Kenapa nama kelurahan itu unik, wartawan RADARBENGKULU.ONLINE.COM, Azmaliar Zaros menurunkan laporannya secara bersambung setiap hari. Selamat membaca laporan SPEKTAKULER yang hanya satu-satunya ada di Indonesia dan mungkin juga di dunia.
Redaksi juga menerima masukan, kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan laporan ini. Pembaca juga bisa berpartisipasi menyumbang tulisan soal nama-nama unik tentang nama daerah, objek wisata dan lain-lain. Kritik, saran, tulisan dikirim ke email : [email protected]. Atau telepon/WA ke HP 0812 7930 6998. (*)
Inilah Kantor Lurah Tanjung Jaya, Kota Bengkulu-Azmaliar Zaros-
Tanjung Jaya, Diharapkan Jaya dari Tanjung Agung
TANJUNG JAYA juga termasuk salah satu nama kelurahan unik di Kota Bengkulu. Kelurahan ini termasuk dalam wilayah Kecamatan Sungai Serut. Mengapa daerah ini dinamakan Tanjung Jaya? Bagaimana sejarahnya? Ikuti saja tulisan Wartawan RADARBENGKULU.ONLINE.COM berikut ini.
AZMALIAR ZAROS, Kota Bengkulu
Tanjung Jaya ini, kata Ketua Adat Tanjung Jaya, merupakan bagian dari Tanjung Agung. Karena Tanjung Agung dipecah jadi dua, maka daerah pemekarannya dinamakan Tanjung Jaya.’’Kalau sejarah Tanjung Jaya ini, tidak ada. Yang ada itu Tanjung Agung.
Tanjung Jaya itu adalah pemberian nama tambahan karena pemekaran kelurahan Tanjung Agung,’’ ujar Ketua Adat Tanjung Jaya, H.Taufik yang ditemui di rumahnya di Jln. Irian RT 2 RW 1 Tanjung Jaya .
Bapak yang lahir di Krui tanggal 8 Juli 1938 karena ayahnya bertugas di Krui saat ini menambahkan bahwa penambahan Jaya pada kata Tanjung itu diharapkan daerah ini bisa lebih maju lagi dari daerah mereka sebelumnya, yaitu Tanjung Agung.
Harapan itu sangat memungkinkan. Pasalnya, kata pensiunan Dinas Perindustrian Kota Bengkulu tahun 1993 itu, Tanjung Jaya ini letaknya lebih strategis dari Tanjung Agung.
Kalau Tanjung Agung daerahnya rawan banjir, sedangkan Tanjung Jaya tidak kena banjir. Wilayahnya juga lebih luas dari Tanjung Agung. Tanjung Agung luasnya hanya 9,6 hektare, sedangkan Tanjung Jaya ada 105 hektare. Sangat luaskan?
Tokoh masyarakat Tanjung Agung, Rusdan Tafsili yang ditemui secara terpisah di kediamannya di Jln.Irian RT 01 RW 1 Tanjung Agung kemarin mengakui Tanjung Jaya memang bagian dari Kelurahan Tanjung Agung. Mereka masih ada hubungan kekeluargaan dengan warga Tanjung Jaya tersebut.
Tanjung Jaya ini terbentuk, paparnya, karena adanya pemekaran wilayah Tanjung Agung. Sebab, wilayahnya sangat luas dan penduduknya banyak. Sehingga layanan kepada warga kurang maksimal. Untuk pemekaran wilayah itu, maka dirembukkanlah namanya di kelurahan.
Pertemuan itu disepkati nama kelurahan baru itu Tanjung Jaya. Artinya, bagian dari Tanjung Agung yang diharapkan bisa jaya nantinya. Hidup mereka lebih makmur dari semula.
Apa yang diharapkan itu, lanjut bapak yang lahir di Tanjung Agung tanggal 17 Agustus 1945 itu, sudah mulai nampak titik terang. Sebab, sejak jadi kelurahan, rumah-rumah warga di Tanjung Jaya itu sudah mulai bagus, kehidupan mereka juga semakin sejahtera.
Tanjung Agung ini sudah ada sejak tahun 1828. Waktu itu, Tanjung Agung ini penduduknya hanya ada 3 buah rumah. Pada zaman itu, daerah ini banyak ditanam batang kelapa dan rumbia. Karena, ini merupakan mata pencarian warga waktu itu.
Kelapa untuk memasak dan dijual. ‘’Rumbia untuk membuat sagu dan daunnya untuk membuat atap rumah, kandang ternak,’’jelas pensiunan guru Depag tahun 2005 itu.
Sedangkan Tanjung Agung sendiri yang sudah ada sejak tahun 1828 itu, lanjut, berasal dari kata tanjung dan agung. Tanjung itu artinya daerah atau tanah yang letaknya menjorok/menganjur ke Sungai Bengkulu dan Pantai Bengkulu. Sedangkan Agung artinya adalah air besar pasang besar yang menggenangi daerah Tanjung Agung.
Kelurahan Tanjung Jaya ini letaknya sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Bentiring. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Sawah Lebar Baru. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Semarang. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Agung.
Daerah ini luasnya adalah 105 hektare. Mereka ini mendiami 4 rukun tetangga (RT) dan 1 rukun warga (RW).
Penduduknya yang menetap di daerah ini sebagian besar adalah penduduk asli, yaitu suku Lembak. Yaitu masih ada ikatan keluarga dengan warga Kelurahan Tanjung Agung. Mata pencariannya juga berbagai macam. Antara lain pedagang, PNS, pengumpul batu bara, petani.
Daerah ini ada fasilitas sekolah dasar, Mesjid, kantor lurah. Sedangkan untuk SMP, SMA, Puskesmas belum ada. Sehingga untuk melanjutkan sekolah,dan berobat mereka terpaksa pergi ke daerah lain.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: