Gaya Hidup Berlebihan Bisa Ganggu Kepercayaan Terhadap Polisi

Jokowi Imbau Polisi untuk Hidup Sederhana-Tangkapan Layar -Youtube Setpres-disway.id-
JAKARTA, RADARBENGKULUONLINE.COM - Joko Widodo (Jokowi), Presiden RI mengatakan bahwa dirinya kerap mendapat laporan masyarakat yang merasa terganggu terhadap penampilan kepolisian Indonesia.
Dia menyebutkan juga bahwa ada polisi yang dengan sengaja memamerkan harta benda, sehingga ada masyarakat yang mengeluh tentang itu.
Jokowi mengungkapkan hal ini saat melakukan pengarahan kepada perwira tinggi Mabes Polri, Kapolda, dan Kapolres se-Indonesia di Istana Presiden pada Jumat, 14 Oktober 2022.
"Saya terlalu banyak mendapatkan laporan gaya hidup urusan kecil-kecil. Tetapi itu bisa mengganggu kepercayaan terhadap Polri," kata Jokowi.
"Urusan mobil, motor gede, remeh temeh saja. Sepatunya apa, bajunya apa dilihat masyarakat sekarang ini," tuturnya menambahkan.
Sebelumnya Jokowi sudah memberikan peringatan agar polisi bisa menampilkan gaya hidup yang tidak perlu terlalu mencolok.
Jika gaya hidup seperti pamer harta terjadi, maka hanya akan memunculkan kecemburuan sosial dan ekonomi.
"Saya ingatkan masalah gaya hidup, lifestyle.. Jangan sampai di situasi yang sulit ada letupan-letupan sosial karena adanya kecemburuan sosial ekonomi," pungkas Jokowi.
Kapolres dan Kapolda masing-masing wilayah diminta Jokowi untuk tetap konsisten dalam menjaga perilaku di masyarakat dan juga sosial media.
"Saya ingatkan Polres, Kapolres, Kapolda, seluruh pejabat utama tinggi. Ngerem total masalah gaya hidup. Jangan gagah-gagahan karena punya mobil bagus, motor gede yang bagus. Hati-hati, masa yang lalu sudah usai. Teknologi sekarang ini menyebabkan interaksi sosial berubah total," paparnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang pandai dalam menuntaskan masalah, apalagi cuma sekadar mengobok-obok Polri. Caranya pun sederhana, cukup memanggil 559 petinggi Polri, endingnya bikin malu Korps Bhayangkara itu.
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Bakal Lakukan Kajian Lapangan Tetapkan UMP 2023
Porli hari ini mendapat tamparan keras. Satu jenderal kena sikat sebelum masuk Istana Negara. Dia adalah Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Teddy Minahasa Putra. Mantan Kapolda Sumatera Barat itu ditangkap sebelum masuk Istana. Eks Wakapolda Lampung kabarnya kedapatan menjual narkoba ke salah satu perempuan pengelola klub malam di Jakarta.
Proses pemanggilan polisi masuk istana juga sederhana. Mereka tak perlu bawa tongkat komando, tak perlu pakai topi, cukup bawa pulpen dan kertas. Jokowi juga tak butuh setiap kapolda atau kapolres datang dengan menggunakan kendaraan pribadi atau dinas. Cukup pakai bus, tanpa ada pengawalan, apalagi ajudan. Menariknya setiap kapolda dilarang membawa ponsel.
BACA JUGA:Anggota Satpol PP Bengkulu Selatan Tangkap Puluhan Ekor Sapi
Sebanyak 559 polisi itu terdiri dari 24 orang pejabat utama Mabes Polri (3 orang diwakili karena keluar negeri), 33 orang kapolda (satu orang diwakili karena ada kegiatan) serta 490 kapolrestabes, kapolresta dan kapolres jajaran.
Para pejabat polisi itu diminta mengenakan pakaian dinas lapangan (PDL) tanpa dilengkapi topi dan tanpa membawa tongkat, mereka juga dilarang membawa ponsel. Mereka hanya boleh membawa buku catatan dan pulpen serta tidak boleh mengajak ajudan atau yang sering disebut ADC (Aide de Camp).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: