AJI Bengkulu Latih Penyiar Radio di Bengkulu

 AJI Bengkulu Latih Penyiar Radio di Bengkulu

Ketua AJI Bengkulu, Harry Siswoyo sedang memberikan materi di hadapan peserta-Iwan-

 

BENGKULU, RADARBENGKULU.DISWAY.ID -  Sebanyak 15 penyiar dan pengelola radio di Provinsi Bengkulu mengikuti Pelatihan Dasar dan Teknis Cek Fakta bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bengkulu dan Google News Initiative.

Kegiatan yang digelar selama dua hari, dari Sabtu-Minggu, 29-30 Oktober 2022,  di Hotel Mercure Bengkulu ini menjadi kegiatan pertama peningkatan kapasitas para pengelola radio terkait upaya penanggulangan informasi palsu yang kerap menyasar masyarakat. Termasuk pendengar radio.

Lisa Rosari, Ketua Penyelenggara mengatakan, kegiatan yang juga berkolaborasi dengan cekfakta.com, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) dan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) ini melibatkan para pengelola radio dari Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara, Kaur dan Kota Bengkulu.

“Total ada lima radio swasta, lima radio kampus dan satu radio milik pemerintah,” kata Lisa yang juga anggota AJI Bengkulu.

Menurut Lisa, infodemi Covid-19 telah memberi pelajaran kepada semua orang bagaimana bahayanya informasi palsu berdampak pada masyarakat. Kebingungan akan mana informasi yang benar telah menuntun masyarakat pada kesalahan mereka dalam mengambil keputusan yang tepat. Media sosial yang selama ini dekat dengan publik, nyatanya menjadi wadah berkembangnya beragam informasi yang justru meragukan.

 

Sementara di sisi lain, media massa yang juga semestinya bisa menjadi penunjuk arah dalam badai informasi (infodemik), nyatanya juga belum begitu siap. Dari itu, salah satu upaya yang bisa menguatkan peran jurnalis dan media untuk menjadi penyejuk informasi adalah dengan membekali mereka dengan keterampilan teknis soal bagaimana membedakan informasi palsu atau bukan.

 

“Selama ini AJI memang masih menyasar ke jurnalis di media daring dan cetak. Baru tahun ini, disasarkan kepada Radio. Sebab, informasi palsu bukan tidak mungkin ada yang berbentuk audio. Dan ini bisa merugikan masyarakat,” kata Lisa.

Ketua AJI Bengkulu, Harry Siswoyo menambahkan, pelatihan ini juga bisa bermanfaat menjadi bekal awal para jurnalis di Bengkulu untuk menghadapi pesta politik pada tahun 2024. Sebab, pada momen ini, informasi palsu juga kerap berkembang dengan sangat cepat dan bisa berdampak buruk pada tingkat kondusifitas masyarakat.

BACA JUGA:Program PKS Menyapa Dilaksanakan Serentak di Bengkulu

“Jurnalis mesti mengambil peran lebih besar kedepannya untuk mencegah informasi menyesatkan beredar di publik,” kata Harry.

Salah satu upaya yang mungkin bisa diterapkan, lanjut Harry, adalah dengan menyediakan ruang khusus di media massa. Salah satunya radio terkait bagaimana menangkal atau membedakan informasi yang benar atau tidak.

Formatnya bisa saja berupa progam khusus atau memang menyediakan layanan informasi pengecekan fakta bagi publik yang bingung terkait informasi yang meragukan dan beredar di masyarakat.

“Sulit untuk menghindar dari badai informasi pada zaman sekarang. Tapi kita bisa membekali diri, baik itu untuk jurnalis atau masyarakat bagaimana menghadapi badai informasi,” kata Harry. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: