Ini Syarat Petani Bengkulu Selatan Untuk Buat Pupuk Organik
Kepala Dinas Pertanian Bengkulu Selatan, Edi Siswanto,S.Pt-Fahmi-
MANNA, RADARBENGKULUONLINE.COM - Dinas Pertanian Bengkulu Selatan akan melaksanakan pelatihan untuk membuat pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan ternak. Nantinya akan menjadi pupuk untuk tanaman jagung dan padi.
Kepala Dinas Pertanian Bengkulu Selatan, Edi Siswanto,S.Pt mengatakan saat ini pihaknya sudah membuktikan bahwa pupuk organik sangatlah bagus untuk dijadikan pupuk. Terbukti disalah satu Kecamatan Seginim. Kelompok Tani Pematang Gambir sudah melakukan panen dengan hasil mencapai dua kali lipat dari biasanya.
"Tetapi untuk melakukan pelatihan pembuatan pupuk organik ini,kita berharap kepada seluruh yang memiliki hewan ternak untuk mengandangkannya. Sehingga kotoran tersebut dengan mudah kita ambil. Nanti, semuanya akan kita ajarkan bagaimana cara pembuatannya, cara pengaplikasiannya, serta penggunaannya terhadap lahan yang akan ditanam petani,"ungkap Edi kepada RADARBENGKULUONLINE.COM Minggu (25/12).
BACA JUGA:Kades di Benteng Ini Ditangkap Diduga Gelapkan Dana Desa
Karena untuk membuat pupuk organik, lanjutnya, harus memiliki bahan dasar. Yaitu kotoran sapi atau kerbau dan air kencingnya. Nantinya, seluruh PPL Pertanian akan memberikan pengetahuan tersebut kepada kelompok tani yang akan dicampur dengan prebiotiknya MA -11.
Bahkan saat ini laboratoriumnya sudah ada di Kabupaten Kepahiang, yang dibuat oleh Bank BI dengan harga jual M- 11 Rp.50 ribu per liter. Buktinya, hasil yang melimpah pada hasil pertanian dengan asumsi satu hektar sebelum menggunakan pupuk organik hanya menghasilkan 5 sampai 6 ton, setelah menggunakan pupuk organik mencapai 12 ton perhektarnya.
BACA JUGA:Hari Ini 14 Napi di Bengkulu Terima Remisi Natal
"Dengan pupuk organik kita pastikan biaya yang dibutuhkan petani pasti berkurang,dari penggunaan 100 persen lahan seluas satu hektar untuk setiap tahun penggunaan pupuk berkurang 30 persen. Dimana kalkulasinya satu hektar menggunakan pupuk organik sebanyak 6 ton, tahun kedua 4 ton, tahun ketiga 2 ton. Karena, tanahnya sudah bagus karena pupuk oraganik tersebut terus bekerja didalam tanah untuk menjaga kualitas tanah,"pungkas Edi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: