Implementasi Islam Rahmatan Lil Alamin Dalam Bingkai Moderasi Beragama

Implementasi Islam Rahmatan Lil Alamin Dalam Bingkai Moderasi Beragama

M. Sururi, S.Th.I., M.H.I-Adam-

 

Dari : Masjid Besar Al-Amin, Kelurahan Kandang Kecamatan Kampung Melayu

Oleh : M. Sururi, S.Th.I., M.H.I  (Penghulu Madya KUA Selebar)

 

Hadirin Jamaah Jumat Hafidhakumullah

RADARBENGKULUONLINE.COM - Marilah kita merenung sejenak tentang kondisi bangsa kita akhir-akhir ini, banyak peristiwa yang terjadi yang mulai mengarah pada kondisi terjadinya intoleransi. Hal itu ditunjukkan dengan munculnya kecenderungan memaksakan kehendak dengan cara ekstrem.

Bahkan teror, demi mewujudkan apa yang mereka yakini sebagai yang paling benar. Hal ini bermula dari mudahnya seseorang menghukumi kafir orang lain, mudah menghukumi sesat orang lain, dan meyakini tidak ada kemungkinan kebenaran di pihak lain.

Tidak bisa dipungkiri bahwa kondisi tersebut bersumber dari kesalahpahaman tentang ajaran Islam, yang kemudian membuka peluang timbulnya paham keislaman yang melenceng dari semangat rahmatan lil ‘alamin. Akibatnya, munculah intoleransi yang menjurus kepada tindakan radikal, ekstrem dan teror.

 

Hadirin jamaah Jumat hafidhakumullah

Melihat fenomena yang sangat mengkhawatirkan di atas, maka pemahaman awal yang perlu ditanamkan adalah bahwa Islam hadir sebagai agama kasih sayang yang dapat memberikan kesejahteraan bagi seluruh alam.

Sebagaimana firman Allah :  Artinya: “Dan tidak saya utus Engkau (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam. (QS. al Anbiya: 107). 

Ayat tersebut menegaskan bahwa ajaran Islam yang dipahami secara benar akan mendatangkan rahmat untuk semua orang, baik Islam maupun non muslim. Bahkan untuk seluruh alam. 

Islam tidak membenarkan ada diskriminasi karena perbedaan agama, suku, ras, dan bangsa. Itu tidak boleh dijadikan alasan untuk saling berpecah belah.

Pemahaman yang betul tentang Islam akan berimplikasi kepada perilaku umatnya untuk senantiasa memberikan rasa aman. 

Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW. Artinya : "Muslim ialah orang yang semua orang Islam selamat dari kejahatan lidah (ucapan) dan kejahatan tangannya (perbuatannya). (Muttafaq 'alaih)

Islam rahmatan lil alamin merupakan cita-cita bersama dan akan terwujud dengan perjuangan dan kesadaran umat Islam itu sendiri.

Salah satu upaya dalam mewujudkan hal tersebut Kementerian Agama RI menggalakkan penguatan moderasi beragama sebagai salah satu jalur untuk menuju Islam rahmatan lil alamin. 

Keberadaan moderasi beragama sangat kita rasakan manfaatnya dalam konteks kehidupan masyarakat di Indonesia. Kita merasakan terjaganya kerukunan, kebersamaan, dan saling pengertian di tengah keragaman, meski dinamika kecil tidak dapat dihindarkan.

Hal ini tidak dapat dilepaskan karena praktik moderasi beragama (wasathiyah) yang telah terjaga di tengah umat beragama.

Kaum Muslimin Hafidhakumullah

Kata al wasath dalam bahasa Arab bisa bermakna keadilan, kebaikan dan pertengahan antara dua ujung. Walaupun ayat tersebut terkesan berbicara dalam konteks kehidupan di akhirat kelak, tetapi banyak para ulama seperti Ibnu Jarir, Yusuf Qardhawi, Quraish Shihab dan beberapa ulama kontemporer saat lain, memberi makna umatan wasathan adalah umat yang adil, baik, tengahan dan seimbang atau moderat dalam konteks kehidupan di dunia sekarang ini.

Dengan moderasi agama, kita akan menjalankan pesan-pesan Tuhan sesuai dengan apa yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW kepada kita. Kita tentu tahu bahwa radikalisme agama, atau konflik kekerasan yang banyak terjadi itu karena adanya prilaku berlebihan sehingga mereduksi nilai keadilan sebagai pondasi utama bermasyarakat.(*)

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: