Musim Paceklik, Angsuran Bank dan Kendaraan Macet

 Musim Paceklik,  Angsuran Bank dan Kendaraan Macet

ilustrasi buah kelapa sawit-Agus-



SELUMA, RADARBENGKULU.DISWAY.ID  - Saat ini perkebunan sawit di sebagian besar wilayah di Kabupaten Seluma berada pada masa trek.

 

 

Tidak sedikit petani yang kesal karena panen nge-drop justru di saat harga tandan buah segar (TBS) lagi tinggi-tingginya.

 


" Sudah hampir setengah tahun ini serba sulit, musim paceklik, ditambah hasil panen sawit yang ngetrek," kata Teten Suparyadi, petani sawit di Kelurahan Bunga Mas, Kecamatan Seluma Timur kepada RADARBENGKULU.DISWAY.ID tadi siang.

BACA JUGA:Sukses, Pembukaan Latihan Kader Dasar Fatayat NU Kota Bengkulu

 


Untuk diketahui, musim trek adalah siklus yang pasti dialami tanaman sawit setiap tahun. Saat trek, produksi buah jauh berkurang. Itu artinya, pendapatan petani juga berkurang.

 


" Untuk harga per kilo ditingkat toke mencapai Rp 1.800 per kilogram. Namun hasil panen turun drastis hingga empat kali lipat. Biasanya per hektar bisa tembus 2 ton, saat ini hanya dapat 200 kilo gram," kata Teten.

 


Petani sawit lainya, Wawan Riduan, warga Napal, Kecamatan Seluma menyampaikan, petani sawit tidak menyesali keadaan, tapi harus melihat sisi positif musim trek.

BACA JUGA:Bank Indonesia Bengkulu Dihujani Pertanyaan Soal CBP Rupiah

 


“Musim trek adalah masa dimana sawit sedang berbunga dan berkembang jadi buah. Kondisi itu berjalan sekitar 6 bulan sampai 8 bulan," sampainya.

 


Agar musim trek yang dihadapi tidak berkepanjangan, dia menyarankan petani merawat kebunnya secara rutin.
 “Pupuklah minimal setahun dua atau tiga kali,” ujarnya.

 


Sementara itu, dampak dari ngetrek, diakui sejumlah petani sawit berimbas dengan macetnya kredit angsuran bank dan kendaraan.

BACA JUGA:Sedang Didalami, Proyek Wisata Kota Tuo yang Ambruk

 

 

" Terpaksa angsuran molor, bahkan macet, mau diapakan lagi musim paceklik," kata Kusnadi, petani sawit warga Desa Kota Agung Kecamatan Seluma Timur.

 


Sementara itu, musim sulit tidak hanya dirasakan kalangan petani sawit, namun faktanya hampir menimpa sebagian besar ekonomi masyarakat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: