Cerpen: Strategi Menjungkirkan Harapan

Cerpen: Strategi  Menjungkirkan Harapan

Ilustrasi sepak bola-disway.id-

                                                Cerpen Karya: Azmaliar Zaros

 

RADARBENGKULU.DISWAY.ID - Suasana di desa Kampung Tengah, Kota Bengkulu ramai sekali. Pasalnya, di daerah itu sebentar lagi akan digelar pertandingan sepak bola persahabatan antar kampung yang ada di Kota Bengkulu itu. Yaitu, Kampung Tengah dengan Kampung Seberang.

 

 

 

 

Masing-masing kampung memang sudah mempersiapkan diri beberapa hari terakhir ini. Mereka mempersiapkan keseblasan masing-masing dengan tim yang tangguh.

Yang jelas, semua ingin menang. Mereka ingin mendapatkan hadiah sepasang kambing yang sudah dijanjikan pihak sponsor. Kemudian, beberapa keuntungan lainnya.

BACA JUGA:Heboh, Lansia Tanjung Terdana Ini Akhiri Hidup dengan Cara Ini

 

 

 

 

Untuk diketahui saja, agar bisa mewujudkan impiannya itu, Ujang sengaja mengirim tim mata-mata ke Kampung Seberang untuk melihat mereka latihan. Itu dilakukan bukan sekali. Tetapi, berulang kali. 

Ini dilakukan, tidak lain dan tidak bukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan lawan. Dengan demikian, akan memudahkan untuk mengatur strategi di lapangan nantinya.

‘’Pokoknya, tim kita lebih hebat dengan Kampung Seberang. Kita pasti menang. Percayalah dengan kami,’’ ujar  utusan Ujang itu setelah membocorkan keunggulan dan kelemahan kesebelasan lawan.

 

 

 

 

Setelah mendengarkan penjelasan tim itu, Ujang jelas senang bukan main. Ia berharap kesebelasannya bisa menang. Kalau menang, ia akan banyak mendapat keuntungan nanti.

Seperti, bisa dapat uang taruhan. Kemungkinan besar bisa diangkat jadi perangkat pemerintahan. Yang terpenting lagi, bisa dihormati orang banyak.

Bisa mendapat cewek cantik di daerahnya. Dan keuntungan lainnya yang tak enak kalau disebutkan semua disini. Kalau ingin tahu lebih lanjut, silahkan tanya dengan Ujang langsung.

 

***

Ketika panitia mengumumkan bahwa pertandingan segera dimulai, maka Ujang sebagai pelatih kesebelasan Kampung Tengah langsung teriak memanggil anak buahnya segera kumpul di lapangan.

Suaranya menggelegar sampai ke langgit yang ketujuh. Sontak saja membuat semua orang yang berada di lapangan terkejut dan menoleh ke arahnya. Termasuk cewek-cewek yang menonton.

 

 

 

 

''Untuk diketahui, target kita dalam pertandingan ini harus menang. Untuk itu saya harap semuanya harus kompak. Jaga posisi masing-masing. Itu adalah kunci  untuk menang,'' teriak Ujang setelah anggota pemainnya kumpul semua.

Setelah mendengarkan pengarahan begitu, anak  buahnya itu langsung berpencar dan menuju ke tengah lapangan. Begitu juga dengan kesebelasan lawan.

 

 

 

 

Wasit dan hakim garis pun sibuk mengatur jalannya pertandingan yang baru pertama digelar di lapangan Kampung Tengah ini. Para penonton pun sudah siap berdiri di pinggir lapangan untuk menyaksikan jagoannya bertanding.

''Ayo, jaga posisi masing-masing. Jangan sampai lengah,'' ujar Ujang mengarahkan pemainnya sesaat setelah wasit meniup peluit panjang tanda permainan sudah dimulai.

Pertandingan itu disaksikan banyak orang. Bukan hanya para pemuda, para pemudi pun banyak yang datang memberikan dukungan kepada pemainnnya yang tengah bertanding tersebut.

 

 

 

 

Bahkan, anak-anak, emak-emak, nenek-nenek dan datuk-datuk tak mau keintinggalan memberi dukungan.

Sorak sorai penonton pun tak henti-hentinya bergemuruh di lapangan sepak bola tersebut. Para pemain pun kian bersemangat mengejar bola dan menendangnya sampai ke gol lawan.

Sepakan yang dilancarkan oleh kesebelasan Ujang pun terus  dilancarkan, namun skornya belum juga berubah. Kedudukan masih tetap 0-0. Walaupun sudah ada 3 peluang untuk menjebol gawang lawan, namun tidak berhasil dilesatkan pemainnya. Sebab, bolanya melambung jauh di atas mistar gawang.

 

 

 

 

Melihat permainan kesebelasan Kampung Tengah makin gencar, keseblasan Kampung Seberang tidak mau kalah. Dia juga melakukan berbagai trik agar bisa menjebol gawang Kampung Tengah.

Namun rupayanya serangannya itu berhasil dipatahkan ditengah jalan. Itu terjadi berulang kali.

Ujang terus berteriak ditengah teriknya panas siang itu. Ia sering bolak balik di pinggir lapangan hijau itu untuk memberikan arahan kepada pemainnya agar bisa menjebol gawang lawan. Ia ingin agar anak buahnya itu bisa memenangkan pertandingan ini segera.

 

 

 

 

Anak buahnya pun makin terpacu semangatnya. Larinya kencang sekali mengejar bola yang dibawa pihak lawan. Penjaga gawangnya pun demikian. Bola yang ditendang pihak lawan berhasil ditangkapnya dengan cekatan di depan mistar gawang.

Melihat Ujang sibuk teriak kian kemarin, maka pelatih Kampung Seberang juga mengatur strategi. Kalau benar-benar dibiarkan Ujang mengarahkan pemainnya segigih itu, bisa-bisa keseblasannya kalah.

Nampaknya, arahan Ujang sangat besar pengaruhnya terhadap para pemainnya. Berkat arahan itu, pemain Kampung Tengah itu lebih gesit. Terbukti, sudah banyak peluang didapatnya dari tadi. Beruntung, semuanya kandas.

 

 

 

 

Pelatihnya juga tak mau kalah. Ia datangi cewek-cewek yang menjadi sponsor dari Kampung Seberang dipinggir lapangan itu. Ia membisikkan sesuatu kepada cewek-cewek  itu. Mungkin dia mengarahkan agar mendekati pelatih Kampung Tengah. Lalu memuji dan merayunya agar tidak banyak bergerak.

Sehingga dengan strategi itu dia yakin bisa membuat kesebelasan Kampung Tengah kocar kacir nantinya. Ia dapat info, kelemahan pelatih Kampung Tengah itu adalah mudah ditaklukkan cewek.

 

 

 

 

Setelah mendengarkan arahan itu, tiga orang cewek-cewek cantik langsung mengarah ke dekat tempat Ujang berdiri memberikan arahan kepada anak buahnya.

Kemudian, mereka pun berkenalan sambil menyebutkan nama mereka masing-masing. Ujang pun demikian.

Ujang senang betul didekati gadis cantik itu. Apalagi gadis itu memakai baju ketat dan tipis dengan rok mini, sehingga dia dengan bebas bisa melihat betisnya yang putih terlihat mulus.

Gadis ini rupanya cukup lincah. Ia pandai sekali merayu Ujang, sehingga Ujang senang. Kemudian, ia terlihat lalai memberikan arahan kepada anak buahnya.

 

 

 

 

''Hebat juga pemain abang ini. Nampaknya bisa menang,'' ujar cewek itu mulai bereaksi.

''Siapa dulu pelatihnya,'' ujar teman cewek itu memancing pujian.

'' Iya lah. Kami latihan terus. Doakan ya,'' ujar Ujang meminta dukungan.

''Pasti lah. Kami juga dukung keseblasan abang,'' ujar cewek itu sambil berteriak di lapangan hijau itu.

''Minum dulu bang,'' ujar salah seorang cewek sambil menyodorkan botol minuman air mineral kepada Ujang.

''Terima kasih,'' ujar Ujang sambil menerima air putih dalam botol mineral sambil membuka tutup botolnya dan meminumnya karena memang kerongkongannya sudah kering karena berteriak terus dari tadi.

 

***

 

 

 

Sementara itu ditengah lapangan pasukan Ujang kocar kacir  ditinggalkan lawan menuju gawang Kampung Seberang. Karena kalah cepat, akhirnya gawang kesebelasan Ujang jebol. Sehingga kedudukan berubah jadi 1-0 untuk kemenangan Kampung Tengah.

Melihat gawangnyo jebol, Ujang tampak biasa saja. Sambil ngobrol melayani cewek-cewek itu, ia terus berusaha untuk mengarahkan anak buahnya. Tetapi, dia tidak bisa bergerak bebas. Sebab,   cewek itu selalu menempel. Ia merasa rugi pula kalau ditinggalkan cewek itu.

 

 

 

 

''Tenang aja bang. Nanti tu pasti dibalasnyo. Tadi itu banyak peluangnyo memasukan bola, tapi belum berhasil. Mungkin babak kedua nanti bisa menang, '' ujar cewek itu.

Tak lama kemudian, peluit panjang berbunyi yang berarti babak pertama berakhir dengan posisi 1-0 untuk kemenangan Kampung Seberang.

Para pemain pun langsung berkumpul bersama timnya sambil minum dan mendengarkan arahan dari pelatihnya.

 

 

 

 

Ujang pun sibuk memberikan arahan kepada para pemainnya saat turun minum itu. Ia terus memompa semangat pemainnya agar bermain lebih baik lagi pada babak kedua nanti. Dan yang lebih penting lagi harus bisa memenangkan pertandingan ini.

Ditengah istirahat itu, teman Ujang mengingatkan agar ia jangan dekat-dekat dengan cewek itu. Sebab, siapa tahu itu adalah jebakan. Namun Ujang mengatakan tak usah khawatir. Sebab, cewek itu adalah pendukung keseblasannya juga.

‘’Cewek itu bukan pendukung dari Kampung kita. Terserahlah. Saya cuman mengingatkan saja,’’ ujar teman Ujang.

 

 

 

 

Setelah peluit panjang berbunyi untuk melanjutkan pertandingan babak kedua, Ujang pun langsung berlari ke pinggir lapangan. 3 cewek tadipun mendekati Ujang lagi. Dia terlihat makin menempel dengan Ujang. Lalu ngobrol lagi.

Karena cewek itu semakin lengket, Ujang pun tak bisa bebas mengarahkan pemainnya. Ia hanya bisa memberikan arahan seadanya dari tempat dia berdiri. Sehingga, arahanya itu tidak sampai terdengar oleh para pemainnya.

Akibatnya, permainan yang dilakukan oleh anak buahnya itu tidak karuan. Tendanganya tidak mengarah ke gawang lawan. Ia belum juga berhasil menjebol gawang lawan. Padahal, permainan babak kedua itu sudah berjalan 20 menit. Malahan, bola yang dibawa pemainnya itu berhasil dihadang pihak lawan di tengah jalan.

 

 

 

 

Memang permainan anak buah Ujang pada babak kedua ini nampak semakin kacau. Sebab, dia kurang mendapat arahan lagi. Karena, Ujang juga nampaknya sibuk ngobrol dengan cewek itu.

Sehingga pemainnya jadi keteteran di lapangan. Bola-bola panjang yang diberikan kawannya, tidak berhasil dilesatkan ke gawang lawan.

Sementara itu, keseblasan Kampung Tengah semakin semangat. Mereka terus melakukan serangan sengit ke gawang Kampung Tengah. Walaupun dihadang di tengah jalan, mereka mampu melewatinya. Beberapa kali tendangannya nyaris hampir masuk ke gawangnya. 

 

 

 

 

Pada menit ke 40 babak kedua ini,  keseblasan Kampung Seberang berhasil menggiring bola ke gawang anak buahnya dan langsung melesatkan tendangan keras menyamping, sehingga nyaris  menyebol gawang Kampung Tengah lagi.

Ujang kaget bukan main. Napasnya naik turun.

Dengan kejadian itu, dia tersentak. Ia baru sadar, bahwa dia sudah dijebak oleh 3 orang cewek tadi. Sehingga akhirnya dia langsung pindah dari cewek itu sambil memberikan arahan kepada anak buahnya yang nampak sudah lelah.

 

 

 

 

‘’Ayo! Terus semangat, masih ada kesempatan untuk memasukan bola,’’ ujar Ujang sambil berlari ke arah pojok kanan gawang lawan begitu bola berhasil dibawa anak buahnya.

Mendengar arahan itu, semangat anak buahnya kembali muncul. Bola itu berhasil dibawanya di samping gawang lawan. Berkat kerjasama yang baik, tendangan yang dilesatkan pemain tengahnya  itu tak berhasil ditangkap penjaga gawang. Sehingga, skor  berubah menjadi 1-1. Ujang dan para pemainnya, bersemangat kembali.

Melihat gawang lawan sudah jebol, Ujang terus memberikan semangat. Sebab, peluang untuk    menang masih terbuka lebar. Sebab itu, dia terus memompa semangat anak buahnya untuk menjebol gawang lawan lagi. 

 

 

 

 

Karena skor sudah sama, kesebelasan Kampung Seberang pun demikian. Mereka juga tetap semangat. Serangan demi serangan terus dilancarkannya. Ia terus mengiring bola ke arah gawang anak buah Ujang.

Entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba bola yang disepak oleh penyerang depan itu tak berhasil ditangkap oleh penjaga gawang anak buah Ujang. Sehingga skor berubah menjadi 2-1 untuk kemenangan kesebelasan Kampung Seberang.

Ujang  panik melihat permainan anak buahnya itu. Apalagi, waktu hampir habis. Sebab itu, dia kembali memompa semangatnya agar bisa menjebol gawang lawan dimenit-menit terakhir ini. Kalau bisa jebol, skor bisa sama. Kemudian, bisa dilakukan perpanjangan waktu. Dengan demikian, masih ada peluang untuk menang.

 

 

 

 

Sayangnya, tak berapa lama kemudian, wasit meniup peluit terakhir yang menandakan waktu habis dengan skor 2-1 untuk kemenangan Kampung Seberang.

Usai mendengar peluit dibunyikan, Ujang terlihat pucat. Matanya berkunang-kunang. Lalu pingsan. Para penonton pun heboh dibuatnya. Mereka mendekat dan menolongnya.

Pak Kades pun pucat. Ia malu atas kekalahan kesebelasan desanya. Ia pun memerintahkan warganya untuk memboyong Ujang ke pinggir lapangan untuk menyadarkan Ujang segera.(*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: